Sumedang Menjadi Tonggak Utama: Akselerasi Pangan Nasional di Puncak Kreativitas

SUMEDANG, KORSUM.ID – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang memberikan perhatian serius terhadap upaya peningkatan dan penguatan ketahanan pangan nasional melalui implementasi Gerakan Bersama Satu Desa Satu Hektar.

Kolaborasi dilakukan dengan Forkopimda, Kelompok Tani, Dunia Usaha, dan Perguruan Tinggi untuk mewujudkan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan Nasional dan sinergi dengan Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTM-GRMD).

Herman Suryatman, yang berbicara di Pusat Pemerintahan Sumedang pada Sabtu (27/1/2023), menyatakan bahwa eksekusi gerakan bersama ini telah dimulai pada tahun 2023 di 26 desa piloting. Ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan Nasional dan mendukung PTM-GRMD.

Herman menyoroti efektivitas dan efisiensi dari gerakan bersama ini. Beberapa desa sudah mencapai tahap panen, dengan mayoritas mengembangkan tanaman jagung dan padi. Oleh karena itu, rencananya pada tahun 2024, kegiatan ini akan diperluas ke 251 desa/kelurahan lainnya di Kabupaten Sumedang. Tidak hanya didampingi oleh PPL, Perangkat Desa, Babinkantibmas, dan Babinsa, gerakan ini juga akan dikawal oleh 2.510 mahasiswa peserta PTM-GRMD tahun 2024.

Bupati Sumedang telah melaporkan kegiatan ini kepada Kementerian Pertanian RI, dan mendapat respons positif. Kabupaten Sumedang bahkan dihormati dengan menjadi tuan rumah Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan Nasional melalui Kegiatan Pembinaan Pertanian se Provinsi Jawa Barat. Agung Suganda, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian RI, memberikan apresiasi terhadap inisiatif tersebut.

Dalam surat resmi dari Kementerian Pertanian RI, Kabupaten Sumedang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pembinaan petani, peternak, penyuluh pertanian, serta tenaga peternakan dan kesehatan hewan tahun 2024 se Provinsi Jawa Barat. Acara ini dijadwalkan berlangsung di lapangan Pusat Pemerintahan Sumedang pada tanggal 30 Februari 2024.

Bupati Herman menjelaskan bahwa Gerakan Bersama Satu Desa Satu Hektar ini terinspirasi dari konsep Food Estate, yaitu budidaya tanaman skala besar dengan pendekatan pertanian industrial berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Ia menyebut inisiatif ini sebagai Food Estate Partisipatif, yang merupakan gerakan nyata untuk meningkatkan produksi pangan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Herman menambahkan bahwa gerakan ini sangat relevan untuk menghadapi perubahan iklim, ketidakpastian geo-politik, dan dinamika ekonomi global.