Wisata  

Anggarkan Rp 1,2 M Untuk Promosi Pariwisata, Jangan Berharap Turis Asing Datang ke Sumedang

Sumedang, KORSUM – Pemerintah Kabupaten Sumedang, menganggarkan Rp.1,2 Miliar dalam Rancangan Alokasi Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2021, untuk Promosi Pariwisata dan Budaya, dan akan melakukan promosi wisata ke Negara Prancis.

Politisi PDI Perjuangan yang juga Ketua Banggar DPRD Sumedang Atang Setiawan mengatakan, dengan anggaran Rp.1,2 Miliar tersebut, ditargetkan Pariwisata di Sumedang bisa terkenal hingga dunia internasional.

“Rp.1,2 Miliar ini, bukan nilai yang sedikit, dan kita tidak bisa menjamin dengan anggaran yang begitu besar itu bisa menarik wisatawan dari luar negeri atau tidak. Selain itu, kita juga harus melihat kesiapan di Sumedang sendiri, apakah sudah siap atau belum, jangan sampai nanti wisatawan itu dibuat kecewa,” kata Atang saat dikonfirmasi wartawan di Ruang Kerjanya, Rabu (18/11).

Saya sendiri, sambung Atang, justru lebih mendorong agar Pemda Sumedang, lebih fokus untuk promosi Pariwisata di ltingkat Lokal dan regional.

Karena, untuk go internasional, Sumedang masih perlu melangkah lagi agar dapat memaksimalkan potensi yang ada. Dan untuk menuju itu, membutuhkan anggaran yang besar, serta waktu yang tidak sebentar, dan tentunya disertai dengan fokus.

“Jadi, keinginan untuk go internasional perlu kita ukur dulu kemampuannya, jangan tergesa-gesa” ujarnya.

Adapun Prancis menjadi negara tujuan promosi Sumedang. Atang mengatakan, jika antara Sumedang dan Prancis memiliki beberapa historis.

“Katanya, dahulu Dubes (Duta besar) Negara Prancis pernah ke Sumedang. Dan katanya juga kalau pembangunan menara effel, juga ada sentuhan budaya Sumedang,” tandasnya.

Sumedang jangan dulu memikirkan untuk menarik wisatawan dari Luar Negeri

Hal tersebut disampaikan oleh
Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf, Drs. Alexander Reyaan, M.M ketika dimintai tanggapannya terkait Sumedang yang ingin menjadi Kota Parawisata, di salah satu Hotel di Jatinangor saat menghadiri kegiatan Bimtek Wisata Alam Budaya dan Buatan dengan penerapan CHSE di Sektor Parawisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, untuk mencapai tujuan Kota Parawisata, Kab. Sumedang harus berani menetapkan Portofolio Produk Parawisata.

“Kata pa Kadis Parawisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumedang, ada sekitar 93 Destinasi Wisata. Namun, saya pikir kalau ingin menjadi Kota Parawisata, jangan semuanya dikembangkan, tetapi harus ada skala prioritas, yang mana harus dikembangkan terlebih dahulu,” ujarnya.

Saat ini, sambung Alexander, Pemkab Sumedang jangan dulu memikirkan untuk menarik wisatawan dari Luar Negeri, tetapi harus berusaha menarik wisatawan lokal terlebih dahulu.

“Jadi yang dikembangkan itu adalah yang berpotensi bisa mendatangkan wisatawan paling banyak, dan itupun harus berdasarkan skala prioritas. Dan yang paling mudah dalam mengembangkan pariwisata yaitu dengan melibatkan komunitas-komunitas tertentu, dan kalau membangun wisata itu bukan hanya yang mewah saja, melainkan yang tradisional tetapi nilainya yang penting. Kemudian kalau ingin bertahan lama juga harus dibangun berbasis masyarakat” kata Alexander.

Disinggung potensi wisata di Sumedang yang cocok untuk dikembangkan. Aleksander mengatakan, ada beberapa potensi seperti Waduk Jatigede, Batu dua dan Toga untuk Paralayang-nya. Kemudian, Sumedang itu kuat dalam hal Budaya dan Sejarahnya.

“Jadi beberapa hal itu yang perlu dikembangkan dan diangkat. Terutama untuk dalam hal Budaya dan Sejarahnya, perlu ada orang ahli yang mampu mengangkat dalam bentuk cerita. Seperti Cadas Pangeran, kalau dilihat sepintas dilihat kurang menarik tetapi kalau orang pada tahu sejarahnya, mungkin akan menarik wisatawan,” ucapnya.

Dikonfirmasi akan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa belum memberikan jawaban, bahkan ketika dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya pun tidak menjawab.