Anggota DPRD Sumedang H Deden Tangapi Penghargaan SAKIP?

KORSUM.ID – Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Sumedang kembali mendapat sorotan dari Anggota DPRD Kabupaten Sumedang H Deden Yayan Rusyanto.

Menurutnya, faktor penyebab tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Sumedang yang hingga saat ini terus meningkat, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan.

Padahal, kata Deden, Kabupaten Sumedang telah mendapatkan penghargaan SAKIP RB Award Tahun 2020 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

“Angka kemiskinan dan pengangguran tinggi, padahal Sumedang mendapatkan penghargaan dari Kemenpan RB beberapa waktu yang lalu,” ujar H Deden saat dimintai tanggapannya atas komentar dari Sekda Kabupaten Sumedang Herman Suryatman, Sabtu 1 Januari 2022.

SAKIP itu, kata Deden, merupakan sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintahan. Dimana sistem ini merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan.

Realitas di Masyarakat Masih Banyak Pengangguran

Namun, realita di masyarakat sekarang masih banyak pengangguran akibat sulitnya mata pencaharian.

“Kalau pemerintah serius, turunlah kebawah langsung cek data fakta orang miskin dengan kriteria yang jelas. Karena banyak yang miskin karena malas dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Inikan salah satu visi misi Bupati Sumedang untuk memberantas kemiskinan,” kata politisi partai berlambang pohon beringin itu.

Deden menegaskan, kalau hanya memberikan tugas ke RW atau RT. Dikawatirkan ada diantaranya data saudara-saudaranya yang dimasukkan, padahal sebenarnya tidak masuk dalam kriteria miskin. Sehingga dikawatirkan juga banyak bantuan yang salah sasaran.

“Terlalu panjang kalau untuk dibahas, intinya kemiskinan tidak pernah selesai. Hal itu, karena ada miskin yang terstruktur karena anak beranak bapaknya miskin terus turun temurun. Dan ini harus menjadi skala prioritas Pemerintah Daerah Sumedang,” ujar H Deden.

Dikonfirmasi terpisah, salah satu tokoh masyarakat Sumedang Asep Anang Supriatna mengatakan, tingginya kemiskinan itu didorong oleh tingginya angka pengangguran.

“Memang bukan hal mudah, dan pemerintah bukan harus menyediakan lapangan pekerjaan. Karena kalau pekerjaan disediakan pemerintah, tidak mungkin semua pengangguran jadi ASN,” ujar Asep.

Masih kata Asep, dua hal penting untuk mengurangi pengangguran sekaligus mengurangi kemiskinan, pertama beri pengusaha kemudahan, bukan dipersulit, Insya Allah lapangan pekerjaan akan terbuka.

“Kedua dorong masyarakat untuk memiliki mental pengusaha agar mereka tak berpikir ingin bekerja, tapi ingin berusaha. Bukan jadi pegawai tapi harus memiliki pegawai,” tandasnya.