Desa  

Angka Stunting di Rancakalong Diklaim Menurun

Sumedang, KORSUM – Angka Kemiskinan di Kabupaten Sumedang berada diangka 9,76%, sementara Stunting atau Balita gagal tumbuh berada diangka 9,70%, dan Kecamatan Rancakalong disebut-sebut sebagai salah satu kecamatan penyumbang angka tertinggi di kedua angka tersebut.

Namun dalam kurun waktu 8 bulan terakhir ini, salah satu desa di Kecamatan Rancakalong mengklaim bahwa angka kemiskinan dan stunting menurun hingga 40%, dimana tingkat kecamatan pun sudah menurun 16% dari populasi jumlah Balita.

Seperti diutarakan Kades Rancakalong Kecamatan Rancakalong H. Wawan Suwandi bahwa, diawal Desa Rancakalong menempati urutan kedua setelah Desa Cibungur, angka kemiskinan dan angka stunting tertinggi tingkat Kecamatan.

Sementara dalam 8 bulan terakhir ini mengalami penurunan. Diawal, lanjut dia, ada 52 Balita untuk angka stunting, tapi sekarang menjadi 47 balita. Meskipun penurunan itu tidak signifikan, tapi banyak upaya yang dilakukan pemerintah desa.

Disebutkan, pencapaian target Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diawali tata kelola pemerintahan desa berbasis kinerja berorientasi hasil dengan bidikan 3 leverage membangunkan yakni menurunkan angka stunting, angka kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dikatakan, upaya pemerintah desa diantaranya memperbanyak jumlah Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan budidaya peternakan dan perikanan yang tidak hanya meningkatkan tarap ekonomi, tapi sekaligus memperbaiki gizi masyarakat.

“Penyebab terjadinya stunting, salah satu indikatornya karena adanya kemiskinan, dimana orang tua si anak tidak mampu memberi asupan gizi kepada Balitanya. Namun jika angka stuntingnya menurun, maka otomatis akan berbanding lurus dengan menurunnya tingkat kemiskinan,” kata Wawan saat ditemui di Ruang kerjanya, Rabu (01/9/2021).

Lebih lanjut Wawan menuturkan,
dalam rangka perbaikan gizi tersebut pihak desa juga alokasikan anggaran untuk program warung hidup dan Rancakalong berbagi yaitu pembagian nutrisi dan makanan tambahan bagi keluarga stunting.

“Tidak hanya itu, edukasi sekaligus penyuluhan kepada para remaja dan para ibu hamil terus dilakukan dalam rangka pencegahan dini terhadap terjadinya stunting, atau setidaknya bisa mengurangi angka stunting yang sudah ada,” ujarnya.

Kades juga menyinggung tentang e-SAKIP Desa yang katanya sudah berintegrasi dengan Apps e-Office Desa, seperti surat menyurat, manajemen kinerja aparatur desa, Simedok dan absensi.