Angka Stunting Sumedang Turun Drastis

SUMEDANG, KORSUM.ID – Berkat kerja keras dan kolaborasi dengan berbagai pihak, angka stunting di Sumedang terus menurun. Dalam lima tahun terakhir, angka stunting terus menurun signifikan. Tahun 2023 ini, angka stunting 7,89 persen, satu digit. Tahun 2018, prevalensi stunting di Sumedang mencapai 32,2%.

“Lima tahun terakhir, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sumedang turun dari 32,2 persen pada tahun 2018, menjadi 8,27 persen di tahun 2022 dan 7,89 persen tahun 2023 ini,” kata Sekretaris Dinkes Sumedang dr. Reny Kurniawati Anton.

Untuk mengatasi stunting ini, setiap awal tahun digelar rembuk stunting, seluruh komponen bersinergi dan berkomitmen bersama membulatkan niat dan tekad untuk menjadi bagian solusi mengatasi stunting. Melakukan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting.

Kolaborasi dengan Telkomsel dan ZTE yang memberikan bantuan ribuan smartphone atau ponsel pintar lengkap dengan aplikasi e-Simpati (Sistem Informasi Pencegahan Stunting Terintegrasi) untuk kader Posyandu. Smartphone mempermudah tugas kader posyandu di lapangan, Dinkes bisa menganalisa dan memberikan rekomendasi dalam mengatasi stunting. Mendapat bantuan nutrisi susu untuk balita dari SGM.

Tim Percepatan Penurunan Stunting dibentuk dan bersama semua komponen masyarakat menurunkan angka stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama.

Menurut Reny, berkat kerja keras dan kolaborasi , Tahun 2019, angka Stunting mengalami penurunan menjadi 24,43 persen. “Dari 32,2 persen di tahun 2018, Sumedang berhasil menurunkan stunting di tahun 2019 24,43% dan untuk Tahun 2020 mencapai 17,5%, dan tahun 2021 menjadi 10,99%,” tuturnya.

Dijelaskan Reni, Tahun 2022 angka stunting juga mengalami penurunan 9,12%
dan Tahun 2023 Sumedang behasil menurunkan sampai di 7,89 persen.

Dijelaskan Reni ada berbagai program penunjang penurunan stunting bukan hanya di hilir tapi di hulunya. “Diantaranya pemberian bantuan telor sebagai sumber protein hewani supaya janin yang dikandungnya tercegah dari stunting dan remaja Putri dan ibu hamil diberikan tablet penambah darah untuk menghindari anemia,”tuturnya.

Reni menambahkan, dalam penanganan stunting juga, Pemkab Sumedang berkolaborasi dengan LLdikti wilayah 4 dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik gotong royong membangun desa yang salah satu indikatornya yaitu penanganan stunting.

Reni menambahkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang juga meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Remaja Putri dan Ibu Hamil (SINURMI),

“Melalui aplikasi SINURMI, para pengguna mendeteksi secara langsung baik itu tekanan darah, detak jantung, saturasi, lokasi, jumlah langkah maupun lokasi ibu hamil. Kita bisa mendeteksi lima hal. Itu dalam rangka deteksi dini,”jelasnya.

Dijelaskan Reni, Sumedang menargetkan new zero stunting pada tahun 2024.
“Mudah-mudahan target New Zero Stunting segera tercapai dengan melibatkan seluruh stakeholder di Sumedang,” katanya.

Berkat keberhasilan menurunkan stunting, Sumedang menjadi rujukan nasional. Berbagai kabupaten/kota datang ke Sumedang untuk studi tiru dalam menurunkan angka stunting.