Antisipasi Lonjakan Covid-19, Pasar Tanjungsari Disemprot Disinfektan

Sumedang KORSUM – Pasar tradisional Tanjungsari merupakan salah satu pusat perbelanjaan sekaligus pusat kerumunan warga yang berbelanja untuk kebutuhannya.

Dinilai berpotensi kerumunan, menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak, terlebih kematian akibat Covid-19 terus bertambah seolah tak terkendali akhir-akhir ini.

Sehingga diperlukan sterilisasi virus covid-19 atas pasar tersebut. Dan pada pelaksanaan PPKM Darurat, seluruh areal pasar disemprot Disinfektan menggunakan kendaraan Tangki semprot seperti mobil pemadam kebakaran.

“Semua ruang atau pojok pasar tak luput menjadi sasaran semburan obat anti virus guna menekan laju penyebaran covid-19,” kata Kepala UPT Pasar Tanjungsari Amung saat menggelar kegiatan penyemprotan pasar, Sabtu (10/07/2021).

Selain itu, sambung Amung, untuk operasional pasar tradisional ditutup sekitar jam 18 sesuai aturan Perbup 69 tentang PPKM Darurat.

“Namun karena kondisi pasar sepi pengunjung, maka kesempatannya ini digunakan untuk kegiatan menyemprotkan. Sekitar jam 1 siang, para pedagang lebih awal bubar menutup kios dagangannya,” ujarnya.

Amung menuturkan, kegiatan penyemprotan Disinfektan dilakukan secara rutin, terselenggara atas kerjasama 3 unsur yaitu UPT pasar, Ikwapa dan pihak Kepolisian (Brimob) sebagai penyedia alat penyemprotan. Hal itu mengingat kondisi covid sudah semakin mengkhatirkan.

“Dengan adanya PPKM Darurat covid, saat ini masyarakat sudah mempunyai rasa takut keluar rumah hingga berdampak kepada kondisi pasar menjadi sepi. Dipastikan masyarakat takut wabah, menular di saat beraktivitas belanja di pasar, “ujarnya.

Seiring dengan itu, warga pedagang pasar yang berjumlah 670, lebih awal menutup kiosnya sekitar jam 1 siang. Mungkin berpikir, untuk apa bertahan jualan, jika tidak ada pembeli, maka lebih baik membubarkan diri tinggalkan pasar.

“Padahal, aturan PPKM Darurat sesuai Perbup 69, bahwa pasar sebagai sarana penyedia kebutuhan pokok, maka jam operasionalnya diatur yakni sampai jam 18, “sebutnya.

Kondisi covid-19 semakin gawat, PPKM Darurat lebih diperketat, maka para pedagang pasar semakin meradang. Mereka mengeluh, belum dapat penglaris (pembeli), tapi kiosnya harus segera ditutup kembali.

‘Sesuai anjuran pemerintah, pasar tradisional ini sudah dilengkapi dengan sarana Prokes, bahkan tempat cuci tangan dan Thermogant dipasang si setiap pojok pasar. Namun akibat masyarakat sudah punya rasa takut covid, maka kondisi pasar menjadi sepi pengunjung,” kata Amung menegaskan.