Di tengah berbagai tantangan ekonomi di pedesaan, Karang Taruna Tunas Mekar RW 02, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, berinisiatif memanfaatkan potensi lokal demi membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui budidaya jamur tiram.
Zainudin, salah satu anggota Karang Taruna Tunas Mekar, menjelaskan bahwa usaha budidaya jamur tiram ini dimulai dengan memanfaatkan lahan warga yang sebelumnya tidak terpakai. Program yang telah berjalan selama dua bulan ini menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.
“Kami baru mengelola sekitar 2.500 dari total 5.000 baglog yang tersedia. Dari situ, panen kami menghasilkan sekitar 5 hingga 7 kilogram jamur per hari, dengan penghasilan rata-rata Rp 70.000 per hari. Alhamdulillah, banyak warga yang mendukung dan membeli hasil panen kami,” kata Zainudin.
Namun, perjalanan ini tidak lepas dari tantangan. Cuaca panas menjadi salah satu hambatan terbesar karena suhu yang tinggi dapat memengaruhi produksi jamur tiram, yang idealnya membutuhkan suhu sejuk untuk pertumbuhan optimal.
“Beberapa waktu lalu, hasil panen menurun akibat cuaca yang terlalu panas. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menjaga stabilitas produksi,” tambahnya.
Melihat potensi yang ada, Zainudin dan timnya berencana meningkatkan skala produksi dengan menambah jumlah baglog menjadi 5.000. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penghasilan dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi pemuda serta warga Desa Cilembu.
Selain peran aktif pemuda Karang Taruna, dukungan dari Lembaga Amil Zakat Al-Azhar juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan proyek ini. Kirman, pendamping dari Al-Azhar, menjelaskan bahwa pihaknya memberikan bantuan berupa pinjaman tanpa bunga (qardhul hasan), pendampingan teknis, serta akses pasar.
“Kami berusaha memberikan dukungan dengan skema pinjaman qardhul hasan untuk pengembangan usaha ini. Semoga budidaya jamur ini tidak hanya meningkatkan perekonomian warga, tetapi juga membuka peluang usaha lainnya,” ujar Kirman.
Upaya ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara pemuda desa dan lembaga pendukung mampu menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus mendorong kemandirian masyarakat pedesaan.