Banner Iklan kpu

Butuh 200 Miliar Untuk Relokasi Permanen Korban Longsor Cimanggung

Cimanggung, KORSUMPemkab Sumedang membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk relokasi secara permanen warga korban longsor Cimanggung Sumedang Jawa Barat. Anggaran sebesar itu, untuk pembangun perumahan baru termasuk pembangunan fasum-fasosnya.

“Saat ini kami fokus merelokasi warga yang masih berada di lokasi longsor zona 1 yaitu Bojong kondang, di zona 2 yaitu SBG diatas perumahan, dan zona 3 yaitu zona banjir, ” kata Bupati Sumedang Donny Ahmad Munir saat meninjau langsung korban longsor Cimanggung, Sabtu (16/1).

Yang zona 1 lanjutnya, dipindah ke Huntara (hunian sementara) SD Cipareuak yang bisa memuat ratusan KK yang sebelumnya harus mengedukasi supaya mereka mau pindah sehingga tersentralisasi. zona 2 yakni dari SBG, karena ada potensi pergerakan tanah atau longsor susulan maka pindahkan ke Huntara Tanam Burung yang sudah pasang tenda bahkan sebagian sudah dipindahkan. Dan ke-3 direlokasi ke Huntara SD Az,zahra

Semua kebutuhan para korban longsor sudah terpenuhi dari mulai makanan hingga pakaiannya bahkan untuk tahlilnya bagi anggota keluarganya yang meninggal dunia. Termasuk lakukan evaluasi pencarian terus menerus ke 15 warga yang belum ditemukan meskipun terkendala hujan.

“Rencana jangka panjangnya kita siapkan relokasi permanen yang tidak lagi disebut sebagai tempat hunian sementara, tapi mereka pindah ke perumahan baru permanen yang saat ini kita coba dengan dua skema, “tandas bupati.

Pertama lanjutnya, di tanah kas Desa Tegalmanggung, dan yang kedua di Asperumas yaitu diperumahan yang datar dan segera dipersiapkan perumahan permanen yang lingkungannya akan dihijaukan dengan tanaman keras.

Data sementara ada sekitar 300 KK yang direlokasi, namun data tersebut masih dimanis. Namun rencana relokasi dengan pembangunan perumahan baru itu, tidak jauh dari tempat asal mereka dan secepatnya akan mematangkan atas rencana relokasi permanen tersebut.

“Kebutuhan anggaran rencana relokasi permanen secara keseluruhan sekitar Rp 200 miliar, namun kebutuhan jangka pendek hanya sekitar Rp 6 miliar, sehingga kedepan daerah ini tidak lagi terjadi longsor termasuk antisipasi kemungkinan terjadi lagi longsor.

Hingga saat ini kata bupati, bantuan berupa uang yang terkumpul ada sekitar Rp 2 miliar lebih yang bisa dilihat secara transparan di aplikasi sitabah. Dihimbau kepada donatur pemberi bantuan korban bencana, lebih baik bentuk uang saja sehingga bisa dibelikan kepada kebutuhan yang lebih pas untuk para korban bencana alam ini.