Sumedang, KORSUM.ID – Camat Rancakalong Kabupaten Sumedang Ili berharap desa se-Kecamatan Rancakalong terus berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat melalui optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Camat menuturkan, mendorong Bumdes untuk segera kepakkan sayapnya. Ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Penuh luka-liku dalam menuju optimalisasi guna meningkatkan tarap hidup masyarakat melalui sinergitas Bumdes.
Disebutkan, sebagian besar masyarakat Rancakalong adalah petani. Hasil produk taninya cukup dikenal seperti kopi dan ubi Cilembu yang diwadahi dalam bentuk kelompok petani (Gapoktan). Hal itu, ujar camat, adalah aset bagi Bumdes dalam meraih optimalisasi bidang usaha, disisi lain, meningkatkan ekonomi masyarakat yang lebih baik.
Mendorong Bumdes ini, lanjutnya, banyak faktor dan kendala yang diantaranya komitmen pemerintah desa serta jajaran BPD-nya. Termasuk faktor komitmen pengurus Bumdes itu sendiri.
“Pada saat menjabat Camat Rancakalong tahun 2019, hanya 3 desa yang Bumdesnya sudah ada kepengurusannya, waktu itu sudah berjalan. Tapi lainnya yang 7 Bumdes masih belum ada pengurusannya, ” ungkap camat diruang kerjanya, Senin (21/12/2021).
Bumdes itu luar biasa tantangannya, meskipun semua sudah ada kepengurusannya ketika menginjak ke tahun 2020. Namun tetap saja masih terkendala soal krisis kepemimpinan desa yang waktu adanya Pilkades serentak.
Bahkan setelah terbentuk, pengurus Bumdes juga punya kehidupannya sendiri yang tidak mungkin dapat gaji dari Bumdes yang belum ada penghasilan. Bahkan tidak mungkin desa juga bisa memberi gaji, walaupun desa bisa memberi gaji, apakah dijamin Bumdes itu bisa berjalan seperti diharapkan?.
“Alhamdulillah saat ini semua Bumdes di Rancakalong sudah mengepakkan sayapnya. Terkecuali Desa Rancakalong karena Ketua Bumdesnya mencalonkan pada Pilkades kemarin kemarin, dan mungkin tahun ini bisa berjalan. Desa Nagarawangi sudah bergerak diusaha air bersih, saat sudah bisa memberikan PAD, ” tuturnya.
Begitu pula Desa Cibungur, lanjutnya, meski sempat vakum terkendala pengurus, tapi sekarang sudah ada, termasuk Desa Sukahayu sudah bergerak diusaha ATK.
“Memang masih dalam proses pembelajaran masih mencari-cari kegiatan yang klop. Jika bicara evaluasi kinerja yang saat terbaca, Desa Sukamaju sudah mulai melangkah, sementara Desa Pamekaran sudah jauh langkahnya bahkan sudah MoU dengan beberapa perusahaan, meskipun dalam idealisme kurang pas, ” katanya.