Sumedang, KORSUM.ID – Revitalisasi Pasar Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, kembali ditunda dari rencana awal, yaitu akan dilaksanakan secara bersamaan dengan revitalisasi pasar Inpres Sumedang kota yang saat ini sudah berlangsung.
Menurut keterangan Kepala UPT Pasar Tanjungsari Iyep menyebut, penundaan revitalisasi pasar ini, tidak timbulkan reaksi kekecewaan, apalagi reaksi protes atau aksi masa. Hanya muncul teka-teki dengan ragam mendapat dari kalangan para pedagang pasar.
“Sempat ramai beredar rumor bahwa penundaan revitalisasi pasar ini akibat anggarannya kena pemangkasan covid-19, “ujar Iyep di kantor UPT Pasar Tanjungsari, Sabtu (18/12/2021).
Warga pedagang ketika mendengar ada penundaan, lanjut Iyep, tidak ada reaksi protes, tenang-tenang saja. Namun justru masyarakat pasar merasa senang adanya penundaan tersebut.
” Sebab pada intinya, mereka menginginkan adanya pembangunan saluran air, talang atap penghubung antar kios agar tidak kena hujan. Termasuk ada penembokan jalan gang dan pemasangan pagar di sekeliling area pasar, “ungkapnya.
Bahkan, aspirasi warga pasar tersebut pernah disampaikan ke Kepala Diskoperindag. Namun Kadis itu malah justru balik bertanya, mengapa bisa begitu?.
“Namun itulah keinginan warga pasar yang harus disampaikan. Mereka tidak mau revitalisasi setengah-setengah, maunya total 670 kios, meskipun sudah dijelaskan terkait anggaran revitalisasi yang tidak bisa sekaligus, ” tandas Iyep.
Rescdhule Revitalisasi Pasar Tanjungsari
Kepala Diskoperindag Kabupaten Sumedang Hari Tri Santosa saat ditanya media menyebut takut salah jika menjawab alasan penangguhan revitalisasi Tanjungsari.
“Maklum saya ini baru duduk beberapa hari menjabat Kepala Diskoperindag, ” ujar dia, di kantor Diskoperindag beberapa waktu lalu.
Masih ditempat yang sama, secara kebetulan mantan Plt Kadis Diskoperindag Deni Tandrus hadir ditempat itu. Saat ditanya wartawan, dia membantah bahwa revitalisasi pasar Tanjungsari itu bukan ditunda atau ditangguhkan.
Kata dia, revitalisasi pasar Tanjungsari di Rescdhule atau penjawalan ulang, sehingga rencana pembangunan fisiknya akan dilaksanakan tahun depan (2022).
“Alasan rescdhule itu, dalam segi waktu sehingga ada perubahan dari mulai persiapan hingga ke harga material termasuk perubahan DED, dan anggaran yang saat ini dalam proses pembahasan, “katanya.
Padahal sebelumnya, Maret 2021, Deni Tandrus yang saat itu masih menjabat Plt Kadis Diskoperindag mengatakan, Sumedang akan merevitalisasi 2 pasar secara bersamaan dengan sumber anggaran yang berbeda yakni Pasar Inpres Sumedang kota dan pasar Tanjungsari.
Kata Deni waktu itu, revitalisasi Pasar Tanjungsari akan dilaksanakan Juli 2021 secara bertahap yakni 221 kios dari jumlah 670 kios dengan anggaran APBD Provinsi sekitar Rp.15 miliar sebagai strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Dari total anggaran Rp.15 miliar itu, digunakan untuk dana pendamingan Rp 1,5 miliar, untuk belanja fisik Rp 13,5 miliar yang didalamnya untuk pembangunan fasum dan fasosnya, ” jelas Deni waktu itu.