SUMEDANG, KORSUM.ID – Sorotan kenaikan harga tembakau telah menarik perhatian petani di Sukasari, Sumedang. Mereka merasa gembira dengan peningkatan harga hasil panen mereka. Namun, di balik kegembiraan itu, harga pupuk yang terus melonjak masih menjadi tantangan utama bagi para petani.
Ayi Mansur, salah satu petani tembakau dari Dusun Ciliang, Desa Nangerang, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, menyampaikan kekhawatirannya. Meskipun harga tembakau naik, tantangan lainnya datang dari harga pupuk MPK yang melambung tinggi, mencapai Rp18 ribu per kilogram. Ayi mengeluhkan lonjakan harga tersebut, yang sebelumnya hanya sekitar Rp10 ribu per kilogram.
“Meski pupuk mahal, kami tetap optimis dan berupaya keras menghasilkan tembakau berkualitas,” ungkap Ayi kepada wartawan belum lama ini.
Ayi mengungkapkan bahwa harga tembakau siap jual juga mengalami peningkatan signifikan. “Biasanya dijual seharga Rp25 ribu per sasag, kini mencapai Rp40 ribu per sasag atau Rp600 ribu untuk 20 sasag perkodi,” tambahnya.
Namun demikian, Ayi menegaskan bahwa proses penjualan tembakau olahan sangat bergantung pada kualitas barang. Barang yang berkualitas tentu memiliki harga yang lebih tinggi. “Tembakau olahan relatif mudah terjual karena banyak bandar yang tertarik, kita hanya perlu mencari yang bersedia membayar dengan harga yang layak,” jelasnya.
Ayi juga menyebutkan perubahan dari menanam di wilayah Majalengka ke Gunung Nangerang. Meskipun proses pengolahan tembakau membutuhkan waktu yang cukup lama, cuaca yang baik dapat mempercepat proses tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sumedang berencana mengalokasikan 50 persen dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani tembakau.
Denny Kuswaya, perwakilan Sekretariat DBHCHT Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa alokasi anggaran tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian dan usaha tembakau. “Harapannya, ini akan memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat Sumedang,” tambahnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagian program yang didanai dari DBHCHT akan difokuskan pada kebutuhan vital para petani dan buruh tani tembakau, seperti bantuan sarana produksi, bantuan bibit hewan ternak, program pelatihan kerja, pembinaan industri tembakau, dan bantuan sosial bagi para buruh tani.
“Dengan demikian, diharapkan seluruh program ini dapat memberikan dorongan signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat Sumedang,” pungkas Denny.