Nanang Rohimat, pemuda berusia 24 tahun asal Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Sumedang, adalah contoh nyata bahwa inovasi dan ketekunan bisa melahirkan peluang besar. Lewat brand Kopi Aria, yang ia rintis pada tahun 2021 dengan modal awal Rp 5 juta, Nanang berhasil mengubah cara pandang terhadap potensi kopi lokal Sumedang.
Di saat banyak petani kopi hanya menjual ceri kopi mentah kepada tengkulak dengan harga rendah, Nanang memilih jalur berbeda. Ia melihat peluang untuk meningkatkan nilai jual kopi melalui pengolahan yang lebih profesional. Terinspirasi oleh kesulitan petani lokal mendapatkan harga yang layak, ia memutuskan untuk mengolah ceri kopi menjadi produk berkualitas tinggi.
Bersama Kelompok Tani (Poktan) Mekar Harapan yang beranggotakan 24 orang, Nanang mengelola perkebunan kopi Arabika di Blok Ciharung, kaki Gunung Manglayang, seluas 4 hektar. Komitmen mereka adalah menghasilkan kopi Arabika dengan kualitas terbaik yang siap bersaing di pasar kopi spesialti.
Filosofi di Balik Kopi Aria
“Filosofi Kopi Aria terinspirasi dari Pangeran Aria Suriaatmadja, tokoh Sumedang yang dikenal dekat dengan rakyatnya dan gemar menikmati kopi bersama mereka,” ungkap Nanang. Filosofi ini menjadi dasar bagi produk Kopi Aria yang tidak hanya sekadar kopi, tetapi juga simbol kedekatan dan kebersamaan.
Produk unggulan Kopi Aria adalah kopi yang diproses menggunakan metode honey, di mana ceri kopi dijemur tanpa melalui proses pencucian terlebih dahulu, menghasilkan cita rasa manis alami yang khas. Selain metode honey, mereka juga menawarkan kopi dengan proses full wash dan wine, yang semuanya menekankan pada kualitas dan keunikan rasa.
Tantangan dan Harapan
Meski menghadapi tantangan berupa cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi harga pasar, Nanang bersama tim tetap optimis. Mereka terus mendampingi dan mengedukasi anggota Poktan untuk menghasilkan ceri kopi dengan kualitas terbaik, sehingga produk mereka mampu bersaing di pasar kopi spesialti yang sedang naik daun.
Keberhasilan Kopi Aria dalam mengikuti ajang Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) menjadi bukti komitmen mereka dalam menghadirkan kopi lokal berkualitas tinggi. Bagi Nanang, usaha ini tidak hanya membawa dampak positif bagi perekonomian anggota Poktan, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi lokal.
“Kami berharap, melalui Kopi Aria, lebih banyak anak muda yang tergerak untuk berinovasi dan memaksimalkan potensi pertanian lokal,” tutup Nanang.