Sumedang, KORSUM.ID – Kopi Boehoen yang dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Maju Mekar Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong menjadi role model kopi ekspor asal Sumedang.
Menurut Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, penyematan role model merupakan bentuk apresiasi atas upaya Poktan Maju Mekar Nagarawangi dalam budidaya dan pengolahan kopi Sumedang, bahkan memasarkannya ke luar negeri.
“Kopi Sumedang semakin berkembang dan dikenal luas. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Poktan Maju Mekar menjadi role model yang bagus untuk Kopi Sumedang. Bahkan sudah MoU dengan daerah lain menjadi off taker dari kopi ini untuk diekspor,” ujar Bupati yang hadir langsung menyaksikan proses pengolahan kopi Poktan Maju Mekar, Selasa (11/1/2021)
Bupati Dony sangat mendukung kerja sama yang telah dilakukan oleh Poktan Maju Mekar dengan Hofland seraya berharap akan berdampak tehadap peningkatan pendapatan dan menciptakan pekerjaan dari hulu sampai ke hilir.
“Kopi Sumedang dari Rancakalong ini sudah diekspor dan sudah ada MoU dengan Hofland. Doakan saja semakin maju. Kalau pasarnya sudah jelas, tentu kelompok ini akan mendapakan pendapatan dan akan menciptakan pekerjaan dari hulu sampai hilir,” katanya.
Ketua Poktan Maju Mekar Sulaeman mengatakan, kelompoknya sudah menanam Kopi Arabica dan Robusta sejak Tahun 2010 dan pada tahun 2012 sudah mulai memanen hasilnya dari ceri, green bean hingga roast bean serta melakukan pengolahan kopi sekaligus pemasarannya.
“Pada akhir Tahun 2015, kami mendapatkan bantuan fasilitas berupa alat pengolahan kopi seperti Huller, Pulper dan Roasting sehingga usaha kopi berkembang dengan kapasitas produksi yang lebih besar dan berkualitas,” ujarnya.
Dikatakan olehnya, pemasaran kopi tidak hanya di dalam negeri saja, namun sudah merambah ke mancanegara dengan produk unggulan full wash dan specialty diantaranya seperti Kopi Lanang, Kopi Luwak, Honey, Natural dan Wine.
“Alhamdulillah setelah difasilitasi oleh BI, di Tahun 2022 ini kami sudah melakukan MoU dengan Hofland yang merupakan suplai eksportir kopi yang berasal dari Cisalak Subang. Kami akan kirim 10 ton kopi,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini suplai ekspor kopi Sumedang belum bisa dilakukan secara mandiri karena menginduk ke Hofland. Namun ke depannya diharapkan Kopi Sumedang bisa dihimpun atas nama Sumedang.
“Harapannya tentu saja bukan hanya suplai ekspor kopi, tapi ekspor kopi atas nama Kabupaten Sumedang. Kopi Sumedang nanti dihimpun, ada resi gudangnya dan bisa diekspor. Sekarang ini kami masih menginduk ke Cisalak Subang,” tuturnya.