Masuk Zona Kuning, Belajar Tatap Muka Terbatas di Sumedang Diuji Coba Senin Depan

Sumedang, KORSUM – Satgas Penanganan Covid-19 Pusat secara resmi menetapkan Kabupaten Sumedang, sudah memasuki zona kuning Covid-19 atau level kewaspadaan rendah pada Rabu (25/8/2021) kemarin.

Dimana sebelumnya, Kabupaten Sumedang berada di zona oranye atau level kewaspadaan sedang.

Hal tersebut dibenarkan oleh
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir bahwa, sejak Rabu kemarin, Kabupaten Sumedang sudah dinyatakan menjadi zona kuning.

“Iya, saat ini Sumedang sudah berada di zona kuning. Kendati demikian, pihaknya tetap waspada dengan memberlakukan aturan-aturan sesuai dengan ketentuan pada PPKM level 3,” kata Dony, Rabu (25/8/2021) malam.

Sementara terkait pembelajaran tatap muka terbatas, sambung Dony, akan segera diuji coba mulai Senin pekan depan, dengan sejumlah skema yang sudah disiapkan.

“Hari senin tanggal 30 Agustus belajar tatap muka terbatas ini akan kami uji cobakan, yang nantinya akan dikolaborasikan dengan sistem Belajar Dari Rumah (BDR). Jadi, masing-masing tingkatan masuk hanya satu minggu dalam satu bulan dan selebihnya melaksanakan BDR,” ujarnya.

Dony menyebutkan, semua tingkatan kelas, masuk tatap muka secara bergiliran dalam satu bulan.

“Skenarionya untuk siswa kelas 1 dan 2 SD atau MI masuk sekolah di minggu pertama. Kelas 3 dan 4 di minggu kedua. Kelas 5 dan 6 di minggu ketiga. Dan minggu keempat, semua Belajar Dari Rumah (BDR),” sebut Dony.

Dony mengingatkan untuk memperketat pengawasan selama belajar tatap muka terbatas berlangsung. Terutama, saat para siswa berangkat dan pulang sekolah.

“Waktu yang rentan bagi anak sekolah terpapar itu saat mereka berangkat dan pulang sekolah, karena tidak diawasi langsung sebagaimana ketika di sekolah. Selama perjalanan pasti berinteraksi dengan yang lain atau bahkan berkerumun,” ujar Dony.

Dony menambahkan, semua harus benar-benar disiapkan dengan matang termasuk dengan melakukan simulasi terlebih dahulu.

“Sebelumnya harus ada simulasi untuk mengecek kesiapan, mulai dari sarana prasarana protokol kesehatan di sekolah, seperti alat pengukur suhu dan bak cuci tangan. Selain itu, Satgas internal dan eksternal, termasuk kesediaan masing-masing kepala sekolah untuk bertanggung jawab secara penuh atas berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi,” kata Dony menegaskan.

Hal senada dikatakan Wakil Bupati Sumedang H. Erwan Setiawan bahwa, uji coba atau simulasi, sangatlah penting sebelum PTM Terbatas diterapkan sepenuhnya di seluruh sekolah di Sumedang.

“Kalau sudah siap sepenuhnya, kita laksanakan. Namun, jika ragu-ragu lebih baik ditunda. Untuk itu, kita akan bersama-sama ke lapangan untuk mengecek langsung,” tutur Erwan.

Erwan juga mengingatkan akan pentingnya disinfektanisasi sebelum dan sesudah belajar tatap muka. Serta antisipasi berbagai kemungkinan lain yang terjadi jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

“Kalau ada yang suhu tinggi, segera diantar pulang. Jangan dulu belajar. Harus ada tim khusus, yang terus memantau siswa,” ujar Erwan.

Erwan juga menambahkan, hal serupa juga harus diterapkan di pesantren-pesantren yang melaksanakan PTM.

“Saya berharap Pesantren-pesantren
jangan lengah. Kalau sudah di dalam, diusahakan jangan keluar masuk. Dan jika akan masuk lagi, harus dilakukan tes antigen atau PCR. Terlebih jika ada santri yang berasal dari luar kota,” kata Erwan.