Melihat Kondisi Pasca Pemilu Legislatif: Analisis dari Zenni Bima, Pengamat Politik Lokal

SUMEDANG, KORSUM.ID – Setelah gelombang Pemilu Legislatif (Pileg) melanda, sejumlah perubahan menarik terjadi dalam lanskap politik lokal. Mengutip pengamat politik lokal, Zenni Bima, beberapa perubahan signifikan dapat dicatat.

Partai politik (Parpol) menunjukkan pola perolehan suara yang beragam. PKB, Gerindra, PKS, dan PAN dapat mempertahankan jumlah kursi mereka, sementara PDIP dan Demokrat mengalami penurunan. Di sisi lain, Golkar dan PPP berhasil meningkatkan perolehan kursi mereka.

Menariknya, dari total 50 anggota DPRD yang terpilih, sebanyak 30 di antaranya merupakan wajah baru, sementara 20 lainnya adalah petahana. Ini menandakan adanya pergantian yang cukup signifikan dalam tubuh legislatif, dengan kehadiran banyak wajah baru yang mungkin membawa angin segar dan perubahan positif.

Namun, hal yang menarik perhatian adalah dominasi wajah muda di antara para terpilih. Pertanyaannya, apakah kehadiran mereka akan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat? Pertanyaan ini akan terjawab seiring berjalannya waktu.

Satu hal yang pasti, hanya Golkar yang memiliki cukup kursi untuk mencalonkan tanpa perlu berkoalisi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang pada November 2024. Sementara itu, tujuh Parpol lainnya wajib untuk berkoalisi agar bisa mencalonkan kandidat.

Berdasarkan undang-undang, partai yang memperoleh kursi terbanyak secara otomatis akan menduduki posisi Ketua DPRD, diikuti oleh tiga wakil ketua dari Parpol dengan perolehan kursi terbanyak kedua hingga keempat.

Namun, posisi wakil ketua ketiga akan menjadi arena pertarungan sengit antara PKS dan PKB yang sama-sama memperoleh 6 kursi, dengan penentuan akhir berdasarkan jumlah suara terbanyak.