Sumedang, KORSUM – Pemerintah Kabupaten Sumedang, menyiapkan dua opsi
tempat relokasi bagi warga pengungsi terdampak longsor di Dusun Bojongkondang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung.
Adapun kedua opsi itu, yaang Plpertama ada di Desa Tegalmanggung Kecamatan Cimanggung, kedua di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan.
Demikian dikatakan Sekertaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, saat menerima kunjungan dari Wakil Mentri (Wamen) ATR/BPN Surya Tjandra di Posko Utama Tanggap Darurat Bencana di SMAN 1 Cimanggung, Selasa (19/1/2021) kemarin.
Menurutnya, Pemkab Sumedang saat ini, sedang fokus ke penanganan pengungsi, rehabilitasi dan rekonstruksi. Sementara tempat pengungsi sementara terbagi di 3 zona yaitu Zona 1 SDN Cipareuag, Zona 2 Taman Burung dan Zona 3 SD Azzahra dengan jumlah pengungsi 314 KK atau 1.126 jiwa.
“Untuk data pengungsi sudah By name by addres, dan datanya pengungsi sudah masuk ke aplikasi sitabah. Dengan memanfaatkan data di manajemen, sehingga data pengungsi langsung bisa terdeteksi,” ujarnya.
Herman menuturkan, Pemkab Sumedang juga bekerjasama dengan Badan geologi, yang sudah mengindentifikasi zona merah dan kuning di sekitar terjadinya longsor tersebut. Dimana hasilnya, yang termasuk ke zona merah atau tidak boleh dihuni ada 41 KK dan di SBG ada 99 KK.
“Jadi jumlah warga yang harus direlokasi, karena berada di zona merah mencapai 133 KK,” tuturnya.
Selain itu, sambung Herman, Pemkab sudah mewacanakan kemana tempat untuk relokasi. Pertama relokasi terpusat, lahannya di Desa Tegalmanggung Kecamatan Cimanggung. Karena tanah kas desa sehingga harus ada tukar guling terlebih dahulu, yang jika dikalkulasikan anggaran untuk tempat relokasi sebanyak 133 rumah mencapai Rp 57,4 Miliar.
“Opsi kedua, kami bekerja sama dengan asperumnas, mereka menyediakan perumahan LH Gold di Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan sebanyak 120 kavling, dengan harga bangunan/tanah Rp150 juta.
Jadi, jika diperlukan 133 rumah x 150 juta, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp19,7 Miliar. Masyarakat tinggal memilih saja, mau di Tegalmanggung atau di Pamulihan,” kata Herman menegaskan.
Sementara itu, Wakil Menteri Agraria Dan Tata Ruang (ATR/BPN) Surya Tjandra mengatakan, pihaknya sudah mengecek secara langsung ke lokasi longsor. Dimana, jika dilihat secara tata ruang, daerah tersebut rawan pergerakan tanah dan rawan longsor.
“Jadi, tadi kami melihat langsung kondisi tanah tersebut dan menurut kami tidak layak untuk ditempati. Sehingga, masyarakat harus rela direlokasi, untuk keselamatan mereka. Dan Insya allah kami akan menyampaikan langsung ke Menteri PUPR agar segera dibenahi,” ujar Wamen Surya disela kunjungannya.
Selanjutnya, sambung Surya,
di lokasi longsor akan dibuat penghijauan setelah sebelumnya dibuatkan boardpal untuk menahan tebing. Dimana, tekniknya seperti paku bumi yang dipasang kedalam tanah dan di cor. Namun, ketika pemasangan, warga terdekatnya harus direlokasi karena ada guncangan.
“Kami akan sampaikan ke kementrian PU akan kami sampaikan. Kendati demikian, yang paling utama, warga harus siap dulu direlokasi, jangan sampai, tempat relokasi sudah ada, gak mau ada yang tinggal,” tandasnya.