Perkimtan Sumedang, Tunggu Hasil Kajian Robohnya Atap Gedung Geo Theater Rancakalong

Sumedang, KORSUM – Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kabupaten Sumedang, akan mengkaji robohnya atap bangunan gedung Geo Theater Sumedang, yang ambruk diterjang angin kencang, pada Selasa 8 Desember kemarin sekitar Pukul 19:15 malam.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perkimtan Gungun A Nugraha bahwa, saat ini pihaknya akan menunggu hasil kajian dari Tim Konsultan perencanaan, terkait robohnya atap gedung Geo Theater tersebut.

“Konsultan perencanaannya tadi pagi-pagi sudah kesini. Jadi mereka punya hak cipta untuk membangun ini, dan mereka juga harus mengkaji sendiri terkait robohnya atap bangunan Geo theater ini,” kata Gungun saat dikonfirmasi sejumlah Wartawan di Dusun Pasir Salam Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong, Rabu (9/12).

Intinya, sambung Gungun, dengan ambruknya atap bangunan Geo theater ini, tentunya tidak terperhitungkan dari awal.

“Gedung serbaguna ini dibangun pada tahun 2019 lalu, dengan anggaran Rp.3,9 Miliar yang bersumber dari Bantuan Provinsi Jawa barat,” ujarnya.

Gungun mengaku, kalau pengerjaan gedung Geo Theater ini sudah sesuai dengan spesifikasi dan juga diawasi oleh konsultan pengawas.

“Jadi menurut saya, robohnya atap bangunan ini murni oleh angin yang kencang. Dan pihaknya sudah koordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang, dari segi kebencanaanya,” tandasnya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa mengaku, kalau Gedung tersebut belum di serahterimakan ke Disparbudpora, dan pengelolaannya masih di Dinas Perkimtan.

“Kami hanya penerima manfaat saja, dari pimpinan agar dipergunakan dengan baik, kemudian diramaikan dengan tampilan kesenian, sudah beberapa kali saja,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya.

Adapun untuk Geo Theater ini, sambung Hari, dirancang untuk tahun 2021, untuk penampilan Kesenian khas Sumedang dengan koordinasi dengan Disdik, DKS (Dewan Kebudayaan Sumedang), serta Keraton Sumedang larang, dan akan menampilkan secara rutin budaya dan kesenian khas Sumedang.

“Bahkan dinas parbud propinsi akan membuat DED lanjutan th 2021 utk mengembangkan daerah ini. Sehingga 2022 bisa ada pembangunan lanjutan untuk mewujudkan Sumedang puseur budaya sunda. Namun dengan robohnya atap bangunan ini, tentu saja rencana tersebut bakal sedikit tertunda, karena harus ada perbaikan terlebih dahulu,” tandasnya.