Sumedang, KORSUM.ID – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman mewisuda 77 orang ibu hamil dan ibu Balita peserta Akademi Keluarga Jabar Juara (AKJJ) Kelas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Balai Pertemuan Desa Citimun, Selasa (1/3).
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) tersebut tutut dihadiri Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Amim, Kepala DPPKB P3A Kabupaten Sumedang Ani Gestaviani, Camat Cimalaka Taiufik Hidayat beserta unsur Forkopimcam, Kepala UPTD se-Kecamatan Cimalaka, Ketua TP PKK Kecamatan Cimalaka, para pendamping Desa, jajaran pemerintah Desa Citimun serta para peserta AKJJ Desa Citimun.
Kepala DPPKB P3A Kabupaten Sumedang Ani Gestaviani mengatakan, AKJJ merupakan upaya penanganan stunting dengan melibatkan ibu hamil dan ibu Balita sebagai pesertanya melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Sebanyak 77 orang ibu hamil dan ibu Balita di Desa Citimun mengikuti Akademi Keluarga Jabar Juara yang dilaksanakan selama satu bulan dengan materi 16 modul yang sudah kita modifikasi untuk Kabupaten Sumedang,” ujarnya.
Dijelaskan Ani, alumi AKJJ diharapkan bisa menerapkan program tersebut sehingga dapat berkontribusi menurunkan angka kemiskinan dan stunting di Kabupaten Sumedang.
“Kita juga berkoordinasi dengan para Camat dan para kepala desa sehingga ke depannya dapat mengalokasikan kegiatan Sekoper Cinta di seluruh wilayah Kabupaten Sumedang,” tuturnya.
Sementara itu, Sekda Herman Suryatman menyebutkan, kegiatan Akademi Keluarga Jabar Juara bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi pengasuhan selama 1000 HPK kepada keluarga balita yang diharapkan dapat menurunkan angka stunting.
“AKJJ bertujuan agar orangtua memiliki keterampilan pengasuhan dan simulasi yang efektif dan praktis sehingga para orang tua berkomitmen memenuhi kebutuhan gizi, kesehatan, kasih sayang serya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak,” tutur Sekda.
Sekda mengatakan, anak yang hebat berasal dari keluarga yang hebat. Oleh karena itu, semua diawali dari peran ibu sebagai tokoh utama di keluarga.
“Proses itu diawali sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Semua harus dikomunikasikan bersama suami,” imbuhnya.
Sekda berharap, para peserta bisa menjadi agen pembangunan di desanya terutama dalam memberikan kontribusi kepada warga masyarakat, utamanya kepada ibu ibu dan remaja menjadi agen pembangunan 1000 HPK.
“Selain menjadi agen pembangunan, diharapkan para alumni AKJJ bisa meningkatkan kualitas keluarga serta menggerakkan ekonomi keluarga. Melalui kegiatan AKJJ ini, Desa Citimun bisa menjadi desa yang mampu mensejahterakan masyarakatnya,” katanya.