KORSUM.ID – SUMEDANG. Salah satu yang membuat Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2022 di Kabupaten Sumedang megah dan meriah adalah penampilan Tetrikal Kolosal “Sejarah Pangeran Santri”.
Tampil sebelum acara seremonial pembukaan MTQ ke-37 tingkat Provinsi Jawa Barat, teatrikal tari kolosal yang melibatkan 150 orang tersebut berhasil tampil memukau para tamu undangan dan kafilah MTQ yang memadati lapangan IPP Sumedang, Minggu malam, (19/6).
Tak ayal teatrikal tersebut mendapat aplaus Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruhzanul Ulum dan Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir beserta para tamu undangan yang menikmati setiap adegan dan cerita perjuangan Eyang Pangeran Santri dalam menyebarkan syiar Islam di Sumedang.
Kasi Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang, Ujang Bejo mengatakan, Eyang Pangeran santri itu adalah tokoh sentral yang berasal dari Cirebon yang menikah dengan Ratu Pucuk Umun kemudian menjadi raja dan menyebarkan agama Islam di Sumedang bersama para keturunannya.
“Ini salah satu perjuangan yang luar biasa, menyebarkan agama Islam melalui budaya dengan sikap santun, ramah dan berakhlak mulia sehingga Pangeran Santri bisa diterima di Sumedang dan Sumedang menjadi kerajaan Islam di Tatar Sunda,” ujarnya.
Dikatakan Ujang, teatrikal cerita Pangeran Santri pada pembukaan MTQ ini untuk menginspirasi generasi penerus supaya bisa meningkatkan keimanan, ketakwaan serta menjadikan santri-santri yang sesuai dengan visi misi Kabupaten Sumedang saat ini.
“Dari visi Sumedang Simpati, agamisnya yang kita angkat. Jadi kita mengangkat marwah Sumedang ini dengan cerita pangeran santri agar para santri bisa paham tentang sejarahnya. Islam kerajaan pertama di Sunda melalui Eyang Pangeran santri,” tuturnya.
Ujang Bejo menyebutkan, 150 orang personal yang dilibatkan dalam pertunjukan tari kolosal ini tidak banyak mengambil yang profesional tetapi mengambil dari anak anak sekolah yang di Kabupaten Sumedang.
Dirinya menceritakan, untuk tampil seperti yang diharapkan bukanlah hal yang mudah, membutuhkan waktu yang cukup lama, keseriusan dan kekompakan agar alur ceritanya sesuai naskah.
“Proses latihannya cukup lama, sekitar 20 kali latihan. Kita susun naskah terlebih dahulu kemudian kita transfer kepada para penata tari dan penata musik, kita sinkronkan chemistry-nya, rasanya, agar alurnya sesuai naskah. Alhamdulillah penampilan tadi sesuai dengan ekspektasi,” pungkasnya.