Kronologi Tawuran di Cadas Pangeran
SUMEDANG – Aksi tawuran antar pelajar kembali mencoreng dunia pendidikan Sumedang. Peristiwa berdarah itu terjadi di kawasan Cadas Pangeran, Kecamatan Sumedang Selatan, pada Kamis sore (12/6/2025), sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurut informasi yang dihimpun, dua kelompok pelajar dari dua sekolah berbeda terlibat bentrokan. Tawuran dipicu oleh tantangan via media sosial, hingga akhirnya disepakati titik pertemuan di kawasan padat lalu lintas Cadas Pangeran.
Dua Pelajar Terluka Akibat Sabetan Celurit
Dua korban terluka akibat sabetan senjata tajam jenis celurit. Keduanya diketahui berasal dari salah satu SMK di Sumedang. Mereka mengalami luka cukup serius di bagian tangan dan punggung.
“Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan saat ini dalam penanganan medis,” ujar seorang warga yang berada di lokasi kejadian.
Polisi Amankan 15 Pelajar, Celurit Disita
Aparat Polres Sumedang bergerak cepat merespons kejadian tersebut. Sebanyak 15 pelajar berhasil diamankan dari lokasi tawuran dan tempat persembunyian mereka di seputar Jatihurip dan Pasanggrahan Baru.
Kapolres Sumedang, AKBP Joko Dwi Harsono, membenarkan penangkapan tersebut. “Kami mengamankan para pelajar berikut barang bukti berupa dua bilah celurit dan beberapa unit sepeda motor yang digunakan saat tawuran,” ungkapnya.
Pihak kepolisian kini tengah melakukan pemeriksaan intensif terhadap para pelaku. Orang tua siswa juga telah dipanggil untuk pendampingan.
Imbauan Kepolisian dan Sekolah
Kapolres menekankan pentingnya peran orang tua dan sekolah dalam membentuk karakter dan kedisiplinan pelajar. “Kami imbau agar pihak sekolah lebih proaktif melakukan pembinaan, termasuk patroli siber untuk memantau media sosial siswa,” tegasnya.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang pun dikabarkan akan memanggil kepala sekolah terkait untuk klarifikasi dan upaya pembinaan lanjutan.
Tawuran Pelajar: Fenomena Berulang di Sumedang
Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus tawuran antar pelajar di Sumedang selama tahun 2025. Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Jatinangor dan Tanjungsari.
Pemerintah daerah bersama TNI/Polri dan unsur sekolah kini tengah menyusun strategi bersama untuk pencegahan dini melalui pendekatan edukatif dan sanksi tegas.