Sumedang, 14 Juni 2025 – Udara pagi di Cisarua terasa lebih hidup dari biasanya. Di sela agenda jalan santai bersama komunitas Sumedang Walkers, Wakil Bupati Sumedang, H. Fajar Aldila, menyempatkan diri blusukan ke Puskesmas Cisarua fasilitas kesehatan yang menjadi andalan masyarakat setempat.
Ditemani Camat Cisarua, Eneng Yulia, Wabup menyapa warga, meninjau ruang-ruang layanan, dan mengecek langsung kondisi sarana dan prasarana yang ada. Dialog ringan dengan pasien dan petugas pun mengalir santai, penuh empati.
“Saya senang mendengar langsung dari warga bahwa pelayanan di sini berjalan baik. Tapi tentu saja, standar pelayanan harus terus ditingkatkan,” ucap Wabup Fajar.
IPAL & Sertifikat Laik Fungsi: Prioritas Utama Pemkab
Dalam kunjungannya, Wabup menegaskan pentingnya keberadaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang layak dan sertifikasi laik fungsi sebagai indikator utama kualitas layanan puskesmas.
“Saya sudah minta Dinas Kesehatan untuk menyusun langkah-langkah konkret. Semua Puskesmas wajib punya IPAL yang aman lingkungan dan bersertifikat laik fungsi,” tegasnya.
Langkah ini bagian dari pembenahan menyeluruh yang ditargetkan rampung secara bertahap, demi memastikan semua fasilitas kesehatan di Sumedang aman secara medis maupun ekologis.
ILP dan Cakupan CKG: Jemput Bola ke Warga
Sementara itu, Camat Cisarua Eneng Yulia menyampaikan bahwa Puskesmas Cisarua telah menjalankan Integrasi Layanan Prima (ILP) dengan baik. Pelayanan mencakup seluruh rentang usia, dari anak-anak hingga lansia.
Tak hanya menunggu pasien datang, pihak Puskesmas juga siap jemput bola untuk layanan Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (CKG).
“Kami akan turun langsung ke desa-desa, bahkan ke forum warga seperti pengajian, agar lebih banyak masyarakat bisa mengakses layanan,” ujar Eneng.
Kesimpulan: Langkah Nyata Demi Sumedang Sehat
Kunjungan ini menandai langkah nyata Pemkab Sumedang dalam mendorong reformasi layanan kesehatan primer. Dengan fokus pada IPAL, sertifikasi, serta pendekatan partisipatif seperti jemput bola, Sumedang membuktikan bahwa akses layanan kesehatan yang layak bukan sekadar slogan, tapi komitmen.