Kota, KORSUM – Saat mengunjungi Jakarta, ada monas yang menjadi perwajahannya. Begitu pula dengan Gedung Sate yang menjadi perwajahan Bandung. Lantas, Writingthon Jelajahi Sumedang adakah hal yang dapat dimunculkan sebagai perwajahan bagi Sumedang? Faktanya, saat ini, hanya ubi Cilembu dan Tahu Sumedanglah yang melekat erat di benak masyarakat ketika berbicara mengenai Sumedang.
Ini merupakan tantangan besar yang mau tidak mau harus dijawab oleh pemerintah Kabupaten Sumedang. Pro kontra dan beragam aspirasi muncul dalam merespons pertanyaan ini saat Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar FGD bersama Bitread Publishing, Badan Promosi Daerah, PHRI, Genpi, Sumedang Creative Hub, serta sejumlah pegiat budaya dan pariwisata pada pertengahan Desember lalu.
Seluruh informasi dan aspirasi tersebut ditampung untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun topik bagi Writingthon Jelajahi Sumedang. “Masyarakat Sumedanglah yang seharusnya lebih tahu tentang Sumedang,” ujar Kadisparbudpora Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa Senin (13/1/2020)
Dikatakan, isu kurangnya anggaran dan banyaknya pekerjaan pemerintah daerah tidak lantas menjadi penghalang untuk melakukan pembangunan daerah.
Berdasar pada hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumedang bersama PHRI Sumedang berkolaborasi dengan Bitread Publishing berupaya mempromosikan pesona dan potensi Sumedang, khusunya terkait wisata dan ekonomi kreatif melalui ajang Writingthon Jelajahi Sumedang.
“Jika bukan kita yang memulai untuk memajukan Sumedang, maka siapa lagi? Mengingat saat ini banyak generasi muda hebat asal Sumedang yang justru meninggalkan Sumedang untuk memajukan daerah lainnya,” jelas Hari Tri Santosa.
Kegiatan ini disambut baik oleh Dony Ahmad Munir, Bupati Sumedang. Menurut Dony, selain sebagai pendukung sektor pariwisata, sektor ekonomi kreatif merupakan penggerak utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Sumedang. Wisata dan ekonomi kreatif menjadi dua aspek di antara beragam aspek yang menjadi keunggulan Sumedang.
Banyak cerita menarik dan inspiratif yang perlu diangkat untuk menambah kecintaan masyarakat terhadap Sumedang dan mempekenalkan kekayaan potensi yang dimiliki Sumedang. Beliau yakin bahwa Writingthon akan menjadi program yang dapat merealisasikan harapan-harapan itu.
Writingthon, kependekan dari writing marathon, adalah sebuah program yang didesain khusus oleh Bitread Publishing. Bentuknya berupa kompetisi menulis yang disertai dengan karantina selama empat hari tiga malam.
Metode ini telah diterapkan dan berhasil melahirkan ratusan penulis dari berbagai bidang, latar belakang, dan profesi. Pada Writingthon Jelajahi Sumedang, akan dipilih 15 orang pemenang untuk menjalani karantina di Sumedang selama empat hari tiga malam. Mereka akan diminta untuk menjalankan tantangan penulisan yang diberikan.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2019 telah dilaksanakan Writingthon Jelajah Kota Garut. Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap gelaran ini nyatanya jauh melebihi ekspektasi.
Jumlah peserta yang pada awalnya hanya ditargetkan mencapai 1000 orang, nyatanya membengkak dua kali lipat. Selama masa pendaftaran, 2.283 peserta dari seluruh Indonesia berhasil dijaring untuk mengikuti seleksi administratif.
Pada tahun ini, jumlah pendaftar yang ditargetkan untuk Writingthon Jelajahi Sumedang tetap di angka 1000 pendaftar dengan harapan jumlah rilnya melebihi angka tersebut.
Pada dasarnya, baik Writingthon Jelajah Kota Garut maupun Writingthon Jelajahi Sumedang merupakan bagian dari rangkaian Writingthon Jawa Barat. Selanjutnya akan dipilih kota atau kabupaten lainnya untuk dieksplor lebih jauh melalui writingthon.
Kegiatan ini harus mampu menjadi sarana bagi warga Sumedang untuk berkontribusi membangun daerahnya dalam sebuah kolaborasi besar. Bagi masyarakat Indonesia secara umum, program ini dapat menjadi upaya untuk menggambarkan pesona dan potensi wilayah di Indonesia sehingga tercipta kebanggan.
Kompetisi ini akan dimulai pada tanggal 13 Januari 2020 hingga satu bulan ke depan. Para peserta dapat mendaftarkan diri dan mensubmit tulisan melalui tautan writingthon.bitread.id. Luaran dari program ini berupa buku dan konten-konten yang akan dirilis di berbagai media. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya apa pun.**