Dampak Covid-19, Kedelai langka Pedagang Tahu Terancam Gulung Tikar

H. Deni Tanrus Sekretaris DISKOPUKMDAGIN Kab.Sumedang

Sumedang, KORSUM Virus corona memberikan dampak yang cukup luas terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat, salah satunya adalah dampak dalam kegiatan perekonomian. Di Kabupaten Sumedang sebelumnya beberapa hotel dan sektor pariwisata terpaksa merumahkan karyawannya, kini merambah kepada sektor industri yang menjadi kebanggaan dan andalan Sumedang yaitu tahu. Para pedagang tahu terancam Gulung tikar karena persedian kacang kedelai berkurang hingga 140 ton dari 200 ton pertahun.

“Saat ini bahan baku Tahu yaitu kacang kedelai stoknya hanya 40 ton, kekurangannya 160 ton, kebutuhan kacang kedelai tersebut pertahunnya sebanyak kurang lebih 200 ton. Sedangkan untuk bahan baku yang lainnya masih ada di titik aman, seperti beras, gula dan lain-lain,” ungkap Sekretaris DISKOPUKMDAGIN Kab. Sumedang H. Deni Tanrus saat dikonfirmasi media ini, Jumat (17/4/2020) diruang kerjanya.

Ia melanjutkan, dengan kelangkaan kacang kedelai tersebut, otomatis berdampak kepada pedagang, kalau hal ini dibiarkan, akan banyak pedagang tahu yang gulung tikar.

“Di Kabupaten Sumedang, kacang kedelai tersebut tergantung impor, persediaan 40 ton yang ada merupakan kedelai lokal, maka kekurangannya yang 160 ton merupakan kedelai impor.” Jelas Deni.

Menurut Deni, dengan kondisi saat ini, impor tidak mungkin dilakukan, dan dengan kelangkaan kacang kedelai maka diperkirakan harga akan naik.

“Potensi untuk kedelai lokal menjadi peluang besar, seandainya bisa memenuhi kebutuhan, maka kita tidak akan tergantung kepada bahan import,” jelasnya.