SUMEDANG, KORSUM.ID – Pada awal tahun 2024, Kabupaten Sumedang dihantam oleh tiga bencana alam secara berturut-turut. Selain gempa bumi yang terjadi pada pergantian tahun, banjir melanda daerah Ujungjaya akibat meluapnya Sungai Cipelang. Tak berhenti di situ, pertengahan Februari, angin puting beliung menerjang Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung.
“Pada rapat evaluasi bencana alam yang saya pimpin di PPS Sumedang pada Senin (26/2/2024), kita membahas mulai dari gempa bumi, banjir di Ujungjaya, hingga angin puting beliung di Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung,” ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah, Tuti Ruswati.
Rapat evaluasi tersebut diadakan untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan berbagai instansi terkait dalam penanggulangan dampak bencana, khususnya dalam rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang terdampak di Kabupaten Sumedang. Rapat dihadiri oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Ine Inajah, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Andri Indra Widianto, serta Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Atang Sutarno.
“Bencana alam yang melanda Sumedang, seperti gempa bumi, banjir, dan angin puting beliung, telah menyebabkan kerusakan pada banyak bangunan serta fasilitas umum dan sosial. Kami berupaya mempercepat penanganan dan berharap bisa menyelesaikan semua masalah serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak sebelum akhir bulan ini,” tambah Tuti.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan pendataan, verifikasi, dan konsolidasi data dampak bencana alam bersama instansi terkait lainnya. “Kami terus berkoordinasi antara camat dan kepala desa untuk menyamakan data guna menghindari duplikasi data dan kesalahan dalam penyaluran bantuan,” ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat untuk bencana angin puting beliung selama seminggu, dari tanggal 22 hingga 29 Februari 2024. Langkah tersebut diambil agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan koordinatif dengan pihak provinsi dan pusat, sehingga bantuan dapat segera tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk dalam proses pemulihan.
Menurut data dari BPBD Sumedang, empat desa di Kecamatan Jatinangor yang terdampak angin puting beliung antara lain Desa Jatimukti, Cikeruh, Cibeusi, Mekargalih, Cisempur, dan Desa Cintamulya. Di Kecamatan Cimanggung, ada dua desa yang terkena dampak, yakni Desa Mangunarga dan Sukadana.
Di Kecamatan Jatinangor, dua orang mengalami luka-luka, 6 rumah warga mengalami kerusakan sedang, dan 429 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan, dengan 435 kepala keluarga terdampak. Sedangkan fasilitas umum juga turut terdampak, dengan enam unit bangunan terkena dampak.
Sementara itu, di Kecamatan Cimanggung, dilaporkan 23 orang mengalami luka-luka. Selain itu, terdapat 116 rumah warga yang rusak sedang, 111 rumah rusak ringan, dan 253 kepala keluarga terdampak, dengan 24 keluarga atau 78 jiwa menjadi pengungsi. Selain rumah warga, terdapat juga 13 pabrik dan 4 bangunan fasilitas sosial umum yang mengalami kerusakan.
“Berdasarkan data yang diterima dari dua kecamatan, hampir 95 persen kerusakan bangunan terjadi pada bagian atap,” jelas Andri Indra Widianto, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan).
Selain itu, terkait bencana banjir di Ujungjaya, Dinas Perkimtan mencatat bahwa empat rumah mengalami kerusakan berat, satu rumah mengalami kerusakan sedang, dan satu rumah mengalami kerusakan ringan, dengan total 220 kepala keluarga terdampak.
Dinas Perkimtan juga mencatat dampak dari bencana gempa bumi, dengan total 3.085 bangunan rusak tersebar di 12 kecamatan.