SKPD  

Diskoperindag Sumedang Pantau Terus Perkembangan Harga Komoditi Jelang Ramadhan

Sumedang, KORSUM – Jelang bulan suci Ramadhan ini, harga komoditi khususnya daging ayam dalam seminggu terakhir ini di pasar Inpres Sumedang Kota secara perlahan merangkak naik.

Hal tersebut disampaikan Dini Suhardini salah seorang staf Disperindag Kabupaten yang bertugas sebagai koordinator Pasar Inpres Sumedang kota, Rabu (07/04/2021).

Menurutnya, perkembangan harga komoditi di pasar ini, setiap hari selalu dipantau terus untuk dilaporkan ke Dinas Perdagangan dan Industri.

“Meskipun harga ayam naik, namun pada jelang Ramadhan ini, perkembangan harga kebutuhan pokok dan lainnya masih stabil. Begitu juga dengan harga daging sapi, belum ada kenaikan masih diharga Rp 120 ribu perkilogram,” jelasnya.

Disebutkan, untuk harga beras masih aman, tapi untuk harga daging ayam dimulai dari harga Rp 36 ribu, naik Rp 38 ribu, naik lagi Rp 40 ribu, dan sampai hari ini jelang Ramadhan harga ayam itu naik lagi menjadi Rp 42 ribu perkilogram.

Meskipun di harga ayam mengalami kenaikan, namun pada umumnya stok ketersediaan kebutuhan pokok di pasar Inspres Sumedang Kota yang meliputi pasar Darmaraja, Wado dan PPKS sudah dinyatakan aman sampai jelang hari raya Idul Fitri mendatang.

Pasar Inpres Sumedang kota yang juga pasar tradisional ini terdapat 670 pedagang kebutuhan pokok, dan untuk pedagang sayuran disuplay dari daerah Maja dan pasar induk Gedebage Bandung. Sehingga tidak khawatir di pasar ini kekurangan stok kebutuhan pokok,” tandasnya.

Namun dengan adanya pandemi Covid-19, sambung Dini, pengunjung pasar ini, mengalami penurunan tajam hingga 40 persen. Kendati demikian, pasar ini tetap patuhi anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan baik untuk para pedagang maupun para pengunjung pasar sehingga aman dari virus Corona ini.

Sementara untuk pedagang sandang seperti pakaian, kondisinya sama belum ada lonjakan pembeli. Namun nanti biasanya ketika sudah mendekati hari raya lebaran.

“Justru jaman modern seperti sekarang ini, para pedagang pakaian omsetnya menurun. Sebab, masyarakat bisa membeli pakaian melalui Hp yaitu secara online, sehingga tidak perlu lagi harus desak-desakan dipasar,” katanya.