Sosial  

Harlah PMII Diisi Diskusi Budaya Sunda

Sumedang, KORSUM.ID – Peringatan hari lahir (Harlah) ke-63 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tingkat Kabupaten Sumedang Tahun 2023 yang dilaksanakan di Pendopo PPS Sumedang, Minggu (7/5) diisi dengan diskusi budaya.

Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir yang turut hadir sebagai narasumber menyampaikan apresiasi positif atas kegiatan PMII Kabupaten Sumedang yang bertemakan “Budaya Pikeun Ngigelan Zaman” tersebut.

“Ada dasar yang jelas dalam kaidah agama yaitu menggali dan melestarikan nilai lama yang baik, budaya yang baik dan menggali budaya yang lebih baik. Dengan seni budaya akan menghaluskan hati dan rasa kita,” imbuhnya.

Dijelaskan Bupati, budaya juga termasuk dari tiga pondasi atau dasar dalam pembangunan, selain agama dan teknologi.

“Dimana dengan agama akan mengarahkan, menuntun serta membimbing kita. Kedua dengan budaya akan membumi. Dan terakhir teknologi akan mengakselerasi,” tuturnya.

Bupati juga menyambut baik tema acara yang diusung pada peringatan Harlah yang menurutnya sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan di Kabupaten Sumedang.

“Saya meminta generasi muda Sumedang untuk terus menjaga kebudayaan yang telah diwariskan leluhur Sumedang sehingga julukan “Sumedang Puseur Budaya Sunda” tetap melekat dan menjadi tagline yang menjadikan daerah maju dan unggul dengan segala kearifan lokalnya,” ucapnya.

Bupati berharap PMII Kabupaten Sumedang bisa beradaptasi dengan perubahan zaman dan harus lebih baik dari kepengurusan sebelumnya.

“Saya harap PMII Sumedang menjadi organisasi yang berkualitas dan memiliki kuantitas yang baik dari hari sebelumnya,” ujar Bupati.

Sementara itu, Ketua PMII Cabang Sumedang Azis Maulana Malik menyatakan, tema nasional Harlah yakni “Penggerak Bangsa Pemimpin Nusantara” dan untuk tema daerah yakni “Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda”.

“Makna dari tema ini adalah kader PMII mencoba menggali kembali potensi-potensi budaya di Kabupaten Sumedang,” katanya.

Ditambahkan Azis, PMII sebagai organisasi kepemudaan dengan kader-kader terbaiknya siap menyikapi berbagai tantangan dan perubahan.

“Usia 63 itu sudah cukup dewasa. Untuk umur manusia baik dari cara berpikir dan segala sesuatunya sudah matang, terus bekerja dan mencetak kader terbaik untuk meneruskan cita-cita organisasi,” imbuh Azis.