Sumedang, KORSUM.ID – Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendesa PDTT Sugito, S.Sos., M.H beserta jajaran menyambangi Kabupaten Sumedang, Kamis (5/12).
Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Drs. Herman Suryatman, M.Si di Command Center Sumedang, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS).
Sekda Herman Suryatman menjelaskan, kunjungan Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan adalah untuk ‘sharing’ dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang terkait banyak hal.
“Tadi kita ‘sharing’ tentang banyak hal, antara lain tentang stunting, pembangunan desa, manajemen desa, dan SAKIP Desa,” ungkap Sekda.
Sekda mengungkapkan, sudah saatnya pemerintah lebih fokus untuk membangun desa.
“Sudah saatnya kita lebih fokus untuk membangun desa. Karena pada saat desa kuat, kecamatan kuat, kabupaten dan provinsi kuat, maka Indonesia pun akan kuat,” ucapnya.
Sekda juda menerangkan, salah satu alat agar desa bisa akseleratif adalah dengan digital transformasi yang tentu saja disesuaikan dengan karakteristik desa.
“Salah satu alat agar desa bisa akselerarif dan melompat adalah dengan digital transformasi yang disesuaikan dengan karakteristik desa di wilayah masing-masing,” ungkapnya.
Menurut Sekda, kesimpulan dari ‘sharing’ tersebut yakni untuk mendorong desa-desa di Kabupaten Sumedang agar lebih maju.
“Kesimpulannya adalah bagaimana mendorong desa-desa di Kabupaten Sumedang serta desa-desa di Indonesia lebih maju,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito, S.Sos., M.H mengatakan, Kabupaten Sumedang memiliki berbagai inovasi dalam rangka mendorong kemandirian desa sehingga menarik pihaknya untuk datang ke Sumedang.
“Sumedang memiliki berbagai inovasi untuk mendorong kemandirian desa yang endingnya adalah kesejahteraan desa, salah satunya adalah melalui transformasi digitalisasi,” terangnya.
Sugito menyebutkan, transformasi digitalisasi sudah sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Kementerian Desa.
“Saya pikir ini menjadi sejalan dengan apa yang telah kita lakukan oleh Kementerian Desa. Dan berangkat dari Sumedang inilah, kita akan membuat laboratorium desa mode. Yakni sebuah transformasi bagaimana pola dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada di desa. Saya pikir ini sudah cukup dengan adanya Dana Desa,” tuturnya.
Menurut Sugito, persoalannya adalah bagaimana menjawab permasalahan sekaligus mengembangkan potensi.
“Kalau tidak menggunakan digitalisasi, saya pikir kita akan lamban melihat itu. Dengan belajar dari Sumedang ini, akan kita bawa ke tiap-tiap desa di Indonesia, tentu saja dengan karakteristik masing-masing daerah,” ungkapnya.
Diktakan Sugito, karakteristik setiap desa di setiap provinsi akan berbeda-beda. Namun kearifan lokal yang sangat mempengaruhi, dan ini akan dijadikan modal sosial didalam menggerakan pembangunan desa.
“Kearifan lokal akan dijadikan salah satu modal sosial didalam menggerakan pembangunan desa,” tukasnya.