Sosial  

Melalui Pelatihan Budidaya Jamur, SITH ITB Bersinergi Tangani Keluarga Miskin dan Stunting

Budidaya Jamur

Sumedang, KORSUM – Sebagai upaya menangani keluarga miskin dan Stunting, serta mendorong bangkitnya kembali usaha ekonomi produktif pedesaan berbasis pengembangan potensi sumberdaya lokal yang terdampak pandemik Covid-19 di Kabupaten Sumedang.

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Institut Teknologi Bandung (SIHT ITB) melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan tema “Diseminasi Teknologi Kultivasi Jamur dalam rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Sumedang” yang dilaksanakan di Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong, Kamis (17/9) kemarin.

Kegiatan dilakukan oleh Tim PPM yang terdiri atas Prof. Dr. I. Nyoman Pugeg Aryantha (Ketua tim), Dr. Mia Rosmiati, Dr. Mustika Dewi, Dr. Rika Alfianny dan Dr. Aos. Merupakan kegiatan yang bersinergi dengan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Rancakalong yaitu “Rancakalong Berbagi” yang diprakarsai oleh Camat Rancakalong dan melibatkan partisipasi tokoh masyarakat serta iuran sukarela dari anggota ASN lingkup Pemerintahan Kecamatan Rancakalong.

Ketua Tim PPM terdiri Prof. Dr. I. Nyoman Pugeg Aryantha mengatakan, sebagai bentuk kepedulian SITH ITB terhadap kondisi masyarakat dan mendukung program yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang, pihaknya melakukan pelatihan budidaya jamur, panen dan penanganan pascapanen jamur.

“Selain itu, kami juga memberikan kiat-kiat bagaimana memulai usaha dan juga cara untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok. Dan pada kesempatan ini juga, pihaknya memberikan bantuan 400 buah baglog jamur,” ujarnya pada KORSUM.

Nyoman berharap, dari kegiatan program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tim PPM SITH ITB ini, mampu bersinergi dengan program pemerintah, khususnya Kecamatan Rancakalong. Sehingga kedepannya Rancakalong menjadi model pemberdayaan untuk menangani masyarakat miskin dan KK stunting.

Selain itu, karang taruna sebagai pelopor penggerak wirausaha muda, diharapkan dapat mendorong bangkitnya kembali usaha ekonomi produktif pedesaan, yang berbasis pengembangan potensi sumberdaya lokal yang hampir terhenti atau lumpuh karena terdampak pandemik Covid-19.

“Saya berharap, masyarakat menjadi masyarakat yang tangguh ekonomi rumah tangganya dan kuat ketahanan pangannya. Dan untuk mencapai harapan tersebut, maka proses pembinaan dan pendampingan perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh stakeholder, baik dari kalangan akademisi, pelaku usaha, pemerintah maupun masyarakat,” tandasnya.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Tim PPM SITH ITB, sangat diapresiasi oleh Camat Rancakalong Ili S.Sos.

Menurutnya, kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Tim PPM SITH ITB tersebut, sangat bersinergi dengan program Rancakalong Berbagi yang bertujuan untuk membantu keluarga stunting melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman sayuran dan ikan sebagai sumber gizi keluarga.

Sementara kegiatan yang sudah dilakukan pada program Rancakalong Berbagi antara lain, pemberian bibit sayuran dan polybagnya, serta 1 paket jamur 25 baglog. Dimana dalam pelaksanaannya melibatkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan jajaran UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Wilayah Rancakalong, sebagai pembimbing sekaligus Bapak Asuh.

“Jadi, komposisinya 1 orang penyuluh menjadi Bapak Asuh 3 KK stunting, yang berjumlah 19 KK di Kecamatan Rancakalong, Dimana kelompok ini diberi nama Kampung hejo ketahanan pangan,” tandasnya.

Kegiatan pelatihan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITB Drs. Edi Sasmita, MM, Kepala UPTD Pertanian dan Ketahan Pangan Wilayah Rancakalong serta para PPL wilayah Rancakalong dengan peserta yang akan dilatih, dibina dan diberdayakan terdiri dari unsur masyarakat miskin, KK stunting, karang taruna serta para kader pos yandu Desa Nagarawangi.