SKPD  

PAD Pasar Turun Tajam, Diskoperindag Harap Pandemi Cepat Berakhir

Sumedang, KORSUM – Masa pandemi covid-19 di dalam dua tahun terakhir ini, berdampak pada raihan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pasar tradisional di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang yang mengalami penurunan secara tajam.

Seperti target PAD pasar tradisional Tanjungsari yang ditarget sekitar Rp 464 juta pertahun. Namun pasar yang disebut-sebut pasar juara ini pada dua tahun ini harus terseok-seok menurun tidak mencapai target.

Meskipun sudah maksimal mengejar, namun covid-lah sebagai biang penyebab tidak tercapainya target pasar tradisional tersebut.

“Kami berharap pandemi covid-19 ini cepat berakhir sehingga ekonomi masyarakat bisa kembali pulih,” ujar Kepala UPT pasar tradisional Tanjungsari dan Parakan Muncang Amung dikantornya, Selasa (15/06/2021).

Masa pandemi covid-19 di tahun sebelumnya (2020), lanjut dia, ada kebijakan pemerintah yakni toleransi sekitar 50 persen raihan PAD. Namun untuk pasar Tanjungsari meskipun mengalami menurun tajam, masih bisa berupaya diangka 70 persen dalam raihan PAD tersebut.

“Sementara untuk tahun 2021 ini, rasanya tidak mungkin dapat mempertahankan diangka 70 persen. Bahkan diangka 50 persen pun pesimis bisa diraih. Selain adanya covid 19, pasar ini juga akan melakukan revitalisasi yang dimungkinkan berdampak kepada raihan terhadap PAD, “tuturnya.

Baca Juga : Sempat Anjlok Karena Covid-19, Kini PAD dari Pajak Restoran di Sumedang Mulai Meningkat

Ada beberapa faktor penyebab menurunnya raihan PAD Pasar di Sumedang dimasa pandemi covid-19 ini. Pertama, kata dia, maraknya PHK para pekerja disektor industri. Kedua, larangan mudik ketika memasuki hari raya Idul Fitri, dan ketiga, beralihnya teknologi informasi dan komunikasi dengan maraknya pasar on-line.

Disebutkan, selain maraknya PHK hingga melemahnya ekonomi masyarakat. Diperparah dengan larangan mudik dan ramainya pasar on-line yang berdampak signifikan kepada kondisi pasar tradisional yang selama dua tahun ini sepi pengunjung.

Sebelum adanya covid 19, lanjut dia, ketika hari raya Idul Fitri, pasar Tanjungsari berjubel ramai dikunjungi pembeli. Namun hari raya idul Fitri kemarin, para pedagang sudah menggadang-gadang bakal marema, namun nyatanya sepi pengunjung.

“Maraknya pasar on-line secara COD yang disebut-sebut solusi belanja dimasa pandemi covid-19 itu ternyata tidak hanya masyarakat malas dan takut belanja ke pasar. Namun berakibat tutupnya sejumlah kios di pasar Tanjungsari terutama pedagang sandang karena sepi pembeli,” katanya.