Sumedang, KORSUM – Pemerintah Kabupaten Sumedang, dinilai harus berani untuk menetapkan Portofolio Produk Parawisata untuk menuju Sumedang Kota Wisata.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf, Drs. Alexander Reyaan, M.M bahwa, untuk mencapai tujuan Kota Parawisata, Kab. Sumedang harus berani menetapkan Portofolio Produk Parawisata.
“Tadi disampaikan pa Kadis Parawisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumedang, ada sekitar 93 Destinasi Wisata. Namun, saya pikir kalau ingin menjadi Kota Parawisata, jangan semuanya dikembangkan, tetapi harus ada skala prioritas, yang mana harus dikembangkan terlebih dahulu,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, usai membuka kegiatan Bimtek Wisata Alam Budaya dan Buatan dengan penerapan CHSE di Sektor Parawisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Puri Khatulistiwa Jl. Raya Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Alexander menuturkan, saat ini Kab Sumedang jangan dulu memikirkan untuk menarik wisatawan dari Luar Negeri, tetapi harus berusaha menarik wisatawan lokal terlebih dahulu. Untuk Sumedang sendiri, dari 93 potensi Wisata tersebut, semuanya yaitu tentang wisata Alam.
“Jadi yang dikembangkan itu adalah yang berpotensi bisa mendatangkan wisatawan paling banyak, dan itupun harus berdasarkan skala prioritas. Dan yang paling mudah dalam mengembangkan pariwisata yaitu dengan melibatkan komunitas-komunitas tertentu, dan kalau membangun wisata itu bukan hanya yang mewah saja, melainkan yang tradisional tetapi nilainya yang penting. Kemudian kalau ingin bertahan lama juga harus dibangun berbasis masyarakat” kata Alexander.
Disinggung potensi wisata di Sumedang yang cocok untuk dikembangkan. Aleksander mengatakan, ada beberapa potensi seperti Waduk Jatigede, Batu dua dan Toga untuk Paralayang-nya. Kemudian, Sumedang itu kuat dalam hal Budaya dan Sejarahnya.
“Jadi beberapa hal itu yang perlu dikembangkan dan diangkat. Terutama untuk dalam hal Budaya dan Sejarahnya, perlu ada orang ahli yang mampu mengangkat dalam bentuk cerita. Seperti Cadas Pangeran, kalau dilihat sepintas dilihat kurang menarik tetapi kalau orang pada tahu sejarahnya, mungkin akan menarik wisatawan,” ucapnya.
Alexander menambahkan, intinya untuk mengembangkan potensi wisata, Sumedang harus berani menetapkan Protofolio Produk Parawisata.
“Jadi, Protofolio Produk Parawisata ini, untuk menentukan strategi pengembangan wisata, apakah mau berbasis Budaya, Alam ataupun wisata Buatan,” tandasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir Hetifah Sjaifudian mengatakan, untuk potensi Sumedang diyakini bisa maju. Namun, harus meningkatkan kesiapannya dan menjalankan Clean, Healty, Safety, environment (CHSE), yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan hidup dalam tempat-tempat wisata untuk memastikan keamanan wisatawan.
“Untuk potensi wisata di Sumedang saya pikir sudah bagus. Tetapi harus ditingkatkan CHSE-nya, karena yang dicari saat saat ini itu,” ujarnya.
Hetifah menambahkan, dalam pengembangan wisata juga harus dipilih skala prioritas. Terlebih saat ini sedang dilanda pandemic Covid-19.
“Jadi, karena saat ini terdampak Covid-19, tentunya anggaran sangat terbatas. Jadi harus dipilih skala prioritasnya dan dipilih juga destinasi wisata mana saja yang sudah siap untuk dikembangkan dan paling berpotensi untuk mendapatkan wisatawan,” tandasnya.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumedang Hari Tri Santosa mengatakan, banyak sekali potensi wisata untuk dikembangkan. Ada 93 Destinasi Wisata yang sudah tercatat di Disbudparpora Sumedang. Kemudian ada juga 102 destinasi wisata baru yang baru yang mengajukan sebagai Desa Wisata.
“Sesuai komitmen pa Bupati dan sudah mendeklarasikan sebagi Kabupaten Wisata, tentunya kita akan terus berupaya mewujudkannya,” tandasnya.