Wabup Buka Sosialisasi Literasi Berbasis Inklusi Sosial

Sumedang, KORSUM.ID – Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan membuka kegiatan Sosialisasi Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial yang dilaksanakan di Aula Gedung Korpri, Rabu (13/9).

Dikatakan Wabup dalam sambutannya, kegiatan tersebut merupakan bagian program prioritas nasional yang mengarahkan agar terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat, serta sebagai sarana penunjang pembelajaran seumur hidup dan kesejahteraan maayarakat.

“Dunia literasi berkembang pesat, seiring dengan tumbuhnya teknologi informasi digital dengan berbagai platformnya. Masyarakat bisa mengakses berbagai informasi sehingga indeks literasi masyarakat pun secara teoritis akan semakin meningkat,” ujarnya.

Meskipun demikian, menurut Wabup sebagian masyarakat di pedesaan masih  terkendala akses informasi, baik dalam bentuk buku fisik maupun digital.

“Akibatnya perkembangan tingkat literasinya juga mengalami hambatan. Bahkan jika dicermati, hal itu dapat berdampak dalam stagnasi tingkat kesejahteraannya karena keterbatasan dalam akses produksi, sumber daya dan pengembangan dirnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, Wabup menyambut baik dan mendukung penuh program Literasi Berbasis Inklusi Sosial tersebut dengan harapan akan terjadi transformasi masyarakat yang semakin berliterasi dan semakin sejahtera.

“Dimulai dengan komitmen para kepala desa, saya berharap melalui program-program yang akan dijalankan,  masyarakat dapat lebih teredukasi literasinya dan meningkat kesejahteraannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa mengatakan, dalam program tersebut pihaknya mencoba menerapkan Literasi Perpustakaan Berbasis Inklusi kepada 40 desa percontohan.

“Kita ingin 40 desa ini mempunyai perpustakaan dan bisa memiliki pengadaan buku ke depannya. Nantinya perpustakaan yang ada di desa akan menyesuaikan dengan kondisi potensi yang ada di masing-masing desa,” kata Hari.

Selain itu, jika berbicara mengenai perpustakaan, menurut Hari tidak hanya sarana untuk membaca saja, namun harus dipraktikkan kolaborasi dengan dinas lainnya sehubungan literasi kesejahteraan.

“Tentunya masyarakat yang ada di desa bisa memanfaatkan buku yang ada di desa untuk meningkatkan kesejahteraan. Seperti contoh di Jatigede ada potensi wisata, bagaimana masyarakat di sana belajar terkait tata cara menjadi guide tour, belajar bahasa Inggris, membuat souvernir, macam-macam kuliner atau hal-hal lainnya di Jatigede harus dipraktikkan,” terangnya.

Hari juga menjelaskan, istri-istri kepala desa sebagai Bunda Literasi harus bisa membangkitkan masyarakat untuk bisa dilatih dengan buku yang ada di desa.

“Kita akan maksimalkan yang 40 desa dulu. Ditambah dengan beberapa desa di Cimalaka. Tinggal replikasi nanti bertahap sehingga kalau banyak, nanti kita bisa melebihi dari 40 desa,” pungkasnya.