KORSUM.ID – Kemarahan merupakan respons emosional alami yang muncul sebagai tanggapan terhadap ancaman atau situasi yang menekan. Namun, terdapat kondisi yang disebut sebagai anger issues, di mana seseorang tidak dapat mengendalikan kemarahannya dengan baik. Artikel ini akan membahas anger issues, kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Anger issues dapat menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa gejala yang umum terjadi pada orang dengan anger issues antara lain perasaan sedih yang mendalam, depresi, obsessive-compulsive disorder (OCD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan kecemasan. Ketika kemarahan tidak terkendali, individu tersebut mungkin menunjukkan perilaku agresif secara fisik, mengekspresikan kemarahan secara dalam-dalam, atau menahan kemarahan dengan cara pasif-agresif.
Penting untuk mengenali jenis-jenis anger issues yang mungkin dialami oleh seseorang. Kemarahan fisik melibatkan tindakan destruktif terhadap orang atau benda di sekitarnya. Kemarahan batin, di sisi lain, mungkin tidak terlihat dari luar, tetapi individu tersebut merasa marah yang berkepanjangan di dalam hatinya. Ada juga jenis kemarahan pasif, di mana seseorang menunjukkan kemarahan melalui perilaku yang tidak langsung, seperti menghindari konfrontasi atau menarik diri dari interaksi sosial.
Untungnya, anger issues dapat ditangani dan dikendalikan. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kemarahan ini. Salah satu teknik yang efektif adalah teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam dan meditasi, yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh ketika kemarahan muncul. Terapi perilaku kognitif juga merupakan pendekatan yang berguna, di mana individu belajar mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif.
Dalam beberapa kasus, pemberian obat-obatan mungkin diperlukan untuk membantu mengelola anger issues, terutama jika ada kondisi kesehatan mental yang mendasari seperti depresi atau gangguan kecemasan. Namun, keputusan penggunaan obat-obatan harus dibicarakan dengan dokter atau psikiater yang berkualifikasi.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami anger issues yang berdampak negatif pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, sangat disarankan untuk mencari bantuan profesional. Seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman dapat membantu menganalisis dan mengatasi akar masalah kemarahan serta memberikan strategi yang tepat untuk mengendalikan amarah dengan lebih efektif.