Kota, KORSUM – Dalam keadaan keuangan yang sulit seperti ini, PDAM Tirta Medal Sumedang diantara dua opsi dalam upaya penyelamatan perusahaan plat merah ini (PDAM) agar terlepas dari belenggu kebangkrutan.
Pemda pun mengancam tidak akan memberikan lagi penyertaan modal jika kinerja PDAM masih seperti ini. PDAM harus menunjukan dulu kinerja dengan salah satu opsi yang sudah ditawarkan.
Besar pasak dari pada tiang akibat jumlah pegawai tak seimbang dengan pendapatan. Maka PDAM harus pilih dua opsi, apakah merasionalisasi jumlah pegawai?, atau segera tingkatkan pendapatan.
“Terserah mau pilih yang mana?. Jika mau meningkatkan pendapatan, maka segera menambah SL baru agar bisa menutup belanja pegawai dan oprasional, ” tandas Ketua
Dewan Pegawas PDAM yang juga Asisten Pembangunan Setda Sumedang, Hilman Taufik di IPP, Senin (13/1).
Jika mau ambil langkah merasionalisasi jumlah pegawai, maka PDAM harus menanggung segala resikonya. Tapi PDAM juga harus tetap lakukan kajian untuk menambah SL baru dengan evaluasi ulang yang terbagi 4 kuadran.
“Sebab bila melihat kondisi PDAM masih seperti ini, jangan harap Pemda akan memberi penyertaan modal, karena ingin melihat kinerja dulu dengan pilihan opsi itu, ” sebutnya.
Perbup tahun 2020 untuk penyertaan modal PDAM belum disusun karena belum jelas PMP-nya. Sehingga jika masih belum jelas, maka sampai kapan pun penyertaan modal itu tidak akan diberikan karena Pemda ingin efektif.
Bahkan, ada beberapa cabang PDAM yang harus dimerger karena tidak efektif. Cabang itu hanga mengelola beberapa SL yang pendapatannya tidak sebanding dengan biaya operasionalnya.
Ditambahkan, PDAM tengah dirundung masalah kuiliditas keuangan yaitu lebih besar oprasional dari pada pendapatan diantaranya belanja pegawai. Sehingga Pemda minta bantuan Fakultas Ekonomi Khusus di Managemen Bisnis.
“Dari Fakultas itu memotret yang mana sakitnya PDAM dan harus apa obatnya untuk dijadikan bahan penyusunan naskah kegiatan dan anggaran tahun 2020,” katanya.
Sebab, kerja PDAM di tahun 2020 harus melepaskan kebiasaannya yang tidak biasa, maka harus memenuhi program penyehatan baik program jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.**