Diduga Ada Kecurangan, Yogie Siapkan Bukti Untuk Gugat Hasil Musda Golkar ke Mahkamah Partai

Sumedang, KORSUM – Diduga ada indikasi kecurangan, Calon Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang Yogie Yaman Sentosa, pastikan akan menggugat hasil Musda ke-X DPD Partai Golkar Kabupaten yang dimenangkan oleh Sidik Jafar.

Yogie menduga, keputusan pimpinan sidang Musda, ada intervensi dari tangan-tangan kotor oknum yang menjegal dirinya untuk menjadi pemenang dalam ajang pemilihan Ketua DPD Golkar Kabupaten Sumedang masa Bhakti 2020-2025.

“Sedari awal, kepanitiaan Musda sudah memperlihatkan tanda-tanda tidak netral. Salah satunya yaitu lokasi Musda yang tiba-tiba saja harus dipindahkan ke Bandung satu hari menjelang hari H pelaksanaan. Disini mengisyaratkan adanya permainan tingkat Provinsi,” kata Sekertaris DPD Partai Golkar Sumedang, kepada sejumlah wartawan, Jum’at (28/8).

Selain itu, sambung Yogie, dirinya mengaku heran dengan keputusan yang dikeluarkan oleh tim verifikasi dan SC (Steering committee). Yang menyebutkan, kalau dukungan ke Sidik Jafar sebanyak 21 dukungan, dirinya sendiri 11 dukungan, kemudian Sonia Sugian 1 dukungan, tanpa melakukan verifikasi faktual untuk memastikan dukungan.

“Saya mempunyai bukti, kalau berkas syarat dukungan banyak sekali yang ganda. Seharusnya ketika menemukan dukungan ganda seperti itu, SC harus memanggil para pemberi dukungan ganda yang dalam hal ini, para Pengurus Kecamatan (PK), untuk menentukan satu orang calon yang akan didukung. Namun, proses itu tidak ditempuh oleh SC, karena pengakuan PK, tidak pernah diundang oleh tim verifikasi untuk dimintai keterangan mengenai calon mana yang akan dipilih,” tuturnya.

Kejanggalan lainnya, yaitu saat Musda berlangsung, dimana didalamnya ada sesi pandangan umum secara langsung per kecamatan, dan pada saat itu semua PK dengan langsung menyebutkan nama siapa calon yang akan didukungnya.

“Hasilnya, saya mendapatkan 19 dukungan dan Sidik Jafar memperoleh 15 dukungan, dan itu disampaikan langsung dalam Musda. Artinya dukungan terhadap saya dari para PK yang disampaikan langsung dalam pandangan umum, melebihi dukungan yang disampaikan tim verifikasi, yang katanya saya hanya memiliki 11 dukungan saja. Padahal jika melihat pandangan umum tersebut, proses pemilihan ketua DPD Partai Golkar, bisa dilakukan dengan voting,” kata Yogie menegaskan.

Adanya kejanggalan tersebut, Yogie mengatakan, dirinya melayangkan interupsi untuk membuka berkas verifikasi ditangan SC baik secara tertutup maupun terbuka didepan forum sidang. Namun, tim verifikasi kekeh tidak mau mengabulkan keinginannya.

“Melihat kejanggalan, tentunya saya interupsi dan meminta hasil verifikasi dibuka saja. Agar ketahuan mana dan siapa saja yang memberikan dukungan. Tapi mereka (tim verifikasi: red) tidak mau terbuka dan kekeh akan keputusannya untuk menetapkan Sidik Jafar sebagai pemenangnya,” ucapnya.

Dengan berbagai kejanggalan dan ketidak transparan tim verifikasi dan SC tersebut. Saat ini menurut Yogie, pihaknya sedang mengumpulkan semua alat bukti untuk melakukan gugatan hasil Musda ke-X DPD Partai Golkar ke Mahkamah Partai.

“Kita, terus mengumpulkan bukti bukti kuat, terkait adanya kecurangan dalam Musda tersebut untuk disampaikan dalam gugatan nanti. Dan apapun hasilnya nanti, saya tentunya akan menerima dan akan tetap solid di Partai Golkar,” kata Yogie.

Sementara itu ditempat terpisah, salah satu Calon Ketua DPD Partai Golkar lainnya, Rully Krisna Peryoga, ketika dimintai tanggapan terkait hasil Musda ke-X mengatakan, dirinya juga sempat menanyakan ke SC terkait proses verifikasi faktual terhadap dukungan syarat calon.

“Saya sempat menanyakan terkait proses verifikasi faktual, dimana waktu itu pihak SC mengatakan akan melakukan proses verifikasi faktual. Tetapi begitu pagi-pagi berkaitan waktu dan DPD Provinsi Jawa Barat, mungkin waktunya tidak, akhirnya proses verifikasi faktual tidak dilakukan. Tetapi pengakuan dari SC, kalau verifikasi administrasi tersebut dipandu oleh DPD Provinsi Jabar, dan katanya itu sudah sesuai dengan Juklak no 02 tentang Musda,” kata Rully saat dikonfirmasi wartawan.

Kaitannya adanya salahsatu Calon Ketua DPD Partai Golkar yang melakukan gugatan ke Mahkamah Partai, sambung Rully, itu merupakan hal yang wajar dilakukan, jika ada salah satu Calon yang tidak puas dan memang tahapannya seperti itu.

“Kalau berbicara puas atau tidak puas sih, politik itu dinamis. Sebenarnya harapan saya apapun yang terjadi harusnya tetap bersama. Namun, saya tentunya menghargai terkait langkah yang dilakukan oleh Yogie Yaman Sentosa,” ujarnya.

Rully menambahkan, dirinya justru kecewa terkait pelaksanaan Musda, karena tidak adanya pembahasan program dari para calon yang mendaftarkan diri.

“Jadi saya kecewanya, bukan ke persoalan siapa yang terpilih dan yang tidak, melainkan kecewa kenapa di Musda itu tidak membahas program yang akan dilakukan oleh para calon. Mudah-mudahan di Musda nanti, pada pemilihan ketua DPD, itu dibahas terkait program yang akan dilakukan oleh para calon,” tandasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, KORSUM belum menerima pernyataan langsung dari Panitia Pelaksana Musda ke-X DPD Partai Golkar Kab. Sumedang terkait hasil Musda. Bahkan, ketika dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp pun, Anggota Panitia Pengarah Musda ke-X DPD Partai Golkar yang sekaligus sebagai Pimpinan Sidang Musda ke-X Partai GOLKAR Kabupaten Sumedang, Arief Rangga Gumilang, tidak memberikan jawaban.