Wisata  

PHRI Sumedang Berharap Pemkab Pertimbangkan Kembali Rencana ke Prancis

Sumedang, KORSUM – Melonjaknya kasus konfirmasi positif Covid-19 serta isu sara yang sedang berkembang di Prancis, menjadi alasan Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sumedang, agar Pemkab mau mempertimbangkan kembali rencana ke Prancis.

Ketua BPC PHRI Kabupaten Sumedang, H. Nana Mulyana mengatakan, sebenarnya tidak ada yang salah dalam rencana perjalanan ke Prancis dalam rangka memenuhi undangan Duta Besar Prancis kepada Pemda Sumedang dan Sari Oneng untuk tampil pada saat ulang menara Eiffel.

Bahkan, selaku pelaku usaha dan organisasi profesi hotel dan restoran tentu menyambut baik rencana itu. Hanya saja, dengan terjadinya wabah Covid-19, seharusnya menjadi pertimbangan tersendiri.

“Saya menilai dengan lonjakan pasien Covid-19 di Prancis yang cukup tinggi, tentunya menjadi sangat menghawatirkan, jika rencana perjalanan ke Prancis itu tetap dilaksanakan,” ujarnya kepada KORSUM, Jumat (20/11) kemarin.

Kemudian yang kedua, sambung Nana, saat ini, kita tidak bisa menghindar dari Isu Sara yang sedang berkembang di Prancis. Sehingga, kalau rencana ke Prancis tetap dilaksanakan dalam waktu dekan, dikawatirkan akan menuai kontroversi.

“Untuk itu, kami berharap agar rencana ke Prancis tetap dilaksanakan, tetapi tidak dalam waktu dekat mungkin beberapa waktu kedepan bisa 2021 atau 2022 mendatang,” ucap Pria yang juga sebagai Owner Kampung Karuhun tersebut.

Nana menuturkan, rencana ini sebetulnya berawal dari undangan Duta Besar Prancis untuk Indonesia.

“Kebetulan saya juga ikut bergabung dalam rombongan penampilan Sari Oneng di Kedutaan Besar Prancis dan itu membuat takjub seluruh tamu yang hadir, tidak hanya dari Eropa tapi juga dari negara-negara yang lain. Dan mereka sangat mengapresiasi penampilan Sari Oneng tersebut,” tuturnya.

Kemudian dengan adanya pergelaran tersebut, Duta Besar Prancis memberikan undangan secara khusus kepada Pemda Sumedang dan Sari Oneng untuk tampil pada saat ulang menara Eiffel.

“Undangan itu, kalau tidak salah satu tahun yang lalu. Berawal dari itu kemudian dibuatlah rencana untuk ke Perancis. Dimana waktu itu, Pak Bupati dan Sekda menyampaikan bahwa para pelaku usaha dan para seniman ini akan dilibatkan untuk kunjungan tersebut. Karena ini sangat strategis, dan tidak hanya dari Seni Budaya Pariwisata, juga akan berdampak terhadap produk UMKM Sumedang. Ini terbukti dari produk yang kita bawa pada saat pagelaran di kedutaan besar Prancis, itu habis terjual semua dan sangat diminati,” ucapnya.

Masih kata Nana, tentunya hal ini menjadi sebuah opportunity (Kesempatan) besar, bagaimana seni tradisi Sumedang bisa mendunia. Kemudian pariwisata Sumedang juga tentu akan kena dampak positifnya. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana nantinya, produk-produk hasil UMKM Sumedang ini juga bisa mendunia.

“Karena ini merupakan kesempatan yang besar, tentu sebagai pelaku usaha, sangat mendukung. Namun, tidak dilakukan dalam waktu dekat ini, karena masih mewabahnya Covid-19 dan isu sara yang masih berkembang di Prancis,” kata Nana menegaskan.

Sementara ketika disinggung terkait dengan isu anggaran Rp 1,2 miliar untuk perjalanan dinas ke Perancis. Nana mengatakan, kalau dirinya tidak begitu yakin, jika anggarannya sebesar itu.

“Saya pikir tidak sebesar itu anggarannya, karena semua juga sudah bisa mengecek, bagaimana penerbangan, bagaimana living cost, semuanya bisa dihitung biayanya. Seharusnya, kita tidak melihat angka yang dikeluarkan, tapi harus dilihat dampaknya, baik secara ekonomi sosial budaya dan pariwisata,” tandasnya.